..
Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namasidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (Ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala arah), Pendengar sedharma yang berbahagia, puja dan puji syukur kita haturkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena kita dapat berjumpa dalam acara Santapan Rohani Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun Tema kita pagi ini adalah tentang TIGA SIFAT MANUSIA”
Pendengar Umat Sedharma yang Saya Cintai,
Dunia ini tidak mungkin dihuni oleh orang baik-baik saja. Bagaimanapun caranya mengurusi atau membina kehidupan manusia itu. Dunia ini sudah dapat dipastikan menurut keyakinan Hindu akan dihuni oleh bermacam-macam type manusia. Ada yang baik, ada yang buruk. Ada yang salah dan ada yang benar. Ada yang pintar dan ada yang bodoh dst. Itu semuanya menjadi sumber dinamika kehidupan isi dunia ini. Menurut keyakinan Hindu dunia ini ibarat lembaga pendidikan. Dunia ini sebagai tempat untuk belajar dan berlatih agar memproleh kesempatan untuk meningkatkan diri hidup bahagia di dunia Sekala terus menuju alam yang kekal di Niskala.
Pendengar sedharma,
Dalam pustaka Tattwa Jnyana 10 dinyatakan bahwa : Bila Guna Sattwam bertemu dengan Guna Rajah maka alam pikiran yang disebut Citta akan bercahaya. Hal inilah yang akan membawa Atman mencapai Sorga. Guna Sattwam menyebabkan orang berniat baik. Guna Rajah menyebabkan orang berbuat baik. Sebaliknya kalau Guna Sattwam bertemu Guna Rajah dan Tamah maka terang bercahaya juga alam pikiran itu, tetapi hal itulah yang menyebabkan manusia menjelma menjadi manusia di dunia. Ini artinya dalam diri manusia akan ada selalu tiga sifat dasar yang membangun kharakternya. yaitu Sattwam, Rajah dan Tamah. Kalau Guna Sattwam dan Rajah yang menguasai pembangunan kharakter seseorang, maka orang itu secara umum adalah orang baik dan prilakunya ada pada jalur Dharma. Kalau Guna Rajah dan Tamah yang menguasi kharakter seseorang, maka orang tersebut secara umum tidak baik dan prilakunya ada pada jalur Adharma (keburukan).
Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,
Komposisi dan posisi Tri Guna itulah yang menentukan kharakter seseorang. Apakah orang tersebut orang yang Satvika, Rajasika atau orang yang Tamasika. Sangat tergantung pada Guna yang mendominasi alam pikirannya. Orang akan menjadi Satvika Janma kalau alam pikiranya (citta) di dominasi oleh Guna Satvam. Kalau Guna Rajah yang mendominasi alam pikiran itu maka orang tersebut akan tampil menjadi Rajasika Janma. Demikian seterusnya. Dunia ini akan selalu dihuni oleh tiga jenis manusia. Dari penjelasan Pustaka Tattwa Jnyana 10 tersebut maka dapat diyakini bahwa manusia penghuni dunia ini terdiri dari manusia-manusia yang sifatnya dibentuk oleh tiga dasar pembentuk sifat yang disebut Tri Guna itu. Ada manusia yang Satvika ada manusia yang Rajasika dan ada jenis manusia yang berkharakter Tamasika.
Pendengar Umat Sedharma yang Berbahagia,
Ciri-ciri kharakter manusia yang dikuasai oleh Sattwam, Rajah maupun Guna Tamah diuraikan dengan sangat gamblang dalam Tattwa Jnyana 16. Oleh karena itu Janganlah pernah mengharap dunia ini hanya dihuni oleh manusia yang Satvika saja.
Pendengar Sedharma,
Selanjutnya bagaimana menyikapi keberadaan isi dunia ini. Salah satu kesulitan dalam menyikapi hal ini adalah dalam menentukan diri sendiri. Apakah kita ini tergolong manusia Satvika, Rajasika atau Tamasika. Dapatkah kita mengklaim diri sebagai manausia yang Satvika karena merasa sudah banyak kebaikan serta telah banyak menyumbang kepada orang-orang tidak mampu atau telah banyak menyumbang ke tempat-tempat suci, atau sudah banyak membaca buku agama atau buku tentang spiritual? Atau karena sudah mampu banyak bicara tentang kemuliaan teks-teks kitab suci yang memang suci itu.
Pendengar Umat Sedharma dimanapun berada,
Kalau hanya dengan itu kita sudah mengklaim diri sebagai manusia yang Satvika, itulah salah satu ciri orang yang egois eksclusif. Banyak orang yang demikian mudah menuduh pihak lain sebagai manusia Rajasik atau Tamasik (orang jahat). Misalnya ada orang karena mampu menempuh hidup vegetarian/ahimsa (tidak membunuh) terus dengan gampang menuduh orang yang tidak vegetarian sebagai orang yang bersifat keraksasaan. Hidup vegetarian baru perjuangan awal membangun diri menjadi manusia yang Satvika. Kalau tidak disikapi dengan sikap mengarah pada perbaikan diri secara total, maka tidak ada bedanya dengan sapi jantan yang vegetarian juga. Sapi yang vegetarian tetapi tetap galak karena tidak memahami apa hakekat hidup vegetarian itu. Vegetarian itu harus dilanjutkan dengan mengarahkan sikap hidup yang membangun Dewi Sampad atau kecendrungan Kedewaan dalam diri. Membangun sikap Dewi Sampad itu juga banyak godaan yang harus diatasi. Kalau sudah berhasil mengatasi godaan itu, barulah perjuangan hidup vegetarian itu membawa manusia menjadi Satvika.
Pendengar sedharma,
Vegetarian itu harus meliputi pikiran, pekataan dan prilaku. Demikian pula ada yang merasa dirinya sudah demikian luhur dan suci karena sudah mengikuti suatu perkumpulan kerohanian. Orang yang tidak ikut dalam perkumpulan kerohanian seperti itu terus dianggap orang yang Rajasika atau Tamasika. Sikap seperti itu sebagai orang yang mabuk rohani. Oleh karena itu hendaknya kita Janganlah suka menyanjung diri kita sendiri, biarlah orang lain yang menilai. Bagi kita yang menempuh hidup kerohanian yang lebih serius sebaiknya tidak usah tengok kiri kanan. Hal itu justru akan menimbulkan vibrasi negatif pada diri sendiri dan lingkungan. Kalau masih terusik oleh mereka yang dianggap Rajasik dan Tamasik, itulah ciri bahwa kita masih dalam kondisi Rajasik dan Tamasik. Oleh karena itu mari Kembangkan vibrasi Satvika itu dengan Prema (kasih) sehingga orang menjadi tertarik pada kehidupan yang kita tempuh dan Jangan dengan kebencian atau kemarahan.
Pendengar Umat Sedharma yang Saya cintai
Demikian yang dapat saya sampaikan tentang tiga sifat yang tertanam dalam diri manusia, dan kiranya ini bermanfaat bagi kita semua untuk memahami siapa sebenarnya kita. Dan semoga Sang hyang Widhi senantiasa melindungi dan menganugrahkan kesehatan bagi kita semua.
“Om Lokasamasta sukhino bhawantu.
Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM .
..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar