.......................................................................…
Om Swastyastu, Om Avighnam Astu Namo Sidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Visvatah (Ya Tuhan Semoga pikiran yang baik datang dari segala Arah), pendengar Sedharma yang berbahagia, Pertama marilah kita haturkan Puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan yang Maha Esa), karena atas segala Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, kita dapat berjumpa kembali dalam acara Santapan Rohani Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun Tema kita pagi ini adalah KEBAHAGIAAN
Pendengar Sedharma di manapun Anda Berada,
Kita dapat hidup merupakan anungrah yang tak ternilai harganya. Demikian sama halnya dengan seluruh-makluk yang dapat hidup serta merasakan dingin, panas, jahat dan damainnya dunia ini. Karena semua hal atau segala beraneka ragam gejolak sosial serta gejolak alam ada semua di muka bumi ini. Di muka bumi ini ada berjuta-juta mahluk, berjuta-juta bentuk mahluk hidup dan pastinya ada bermacam-macam pula kepentingan, kesibukan atau aktivitas, tetapi dari berjuta-juta bentuk serta berribu-ribu kesibukan serta kepentingan semua itu hanya memiliki satu harapan. Harapan dari segala mahluk yang ada di dunia tidak lain adalah menginginkan hidup yang damai, bahagia dan sejahtra.
Pendengar Sedharma yang Saya bangakan,
Umur bumi ini sangat tua, kita lihat bersama, karena menurut ajaran agama Hindu bumi sudah ada pada saat jaman brahmana sampai saat ini, yaitu jaman kali yuga, yang mana pada jaman brahmana semua mahluk hidup sangat menghargai sebuah karunia di adapat hidup serta umur manusia atau mahluk hidup sangat panjang dan satu hal yang tidak lupa semua mahluk hidup dan hidup didunia 100% mereka sangat menghormati sebuah kedamaian dan kebahagiaan serta tidak memiliki kepentingan-kepentingan yang sifatnya keduniawian, seperti mengejar kebahagiaan di dumi, mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, dan lain sebagainnya, tetapi di jaman brahmana dimana setiap manusia atau mahluk hidup selalu bersukur dengan apa yang sudah diberikannya dan berteimakasih dengan apa yang dimilikinya sehingga tidak mernah mengeluh atau tidak puas dengan apa yang didatakan selama hidupnya. Dengan sifat mahluk hidup yang demikian maka itulah penyebab dari ketidak bahagiaan dan penyebab munculnya ketidak serasian antar sesama, sehingga kesengsaraan dan malapetaka terus dating menghampiri orang-orang seperti itu.
Pendengar Umat Sedharma yang Saya cintai,
Perlu kita ketahui, di jaman brahmana umur mahluk hidup relatif panjang serta kebahagiaan selalu menyelimuti mereka semua, itu tidak lain adalah disebabkan oleh dirinya sendiri, karena manusia atau mahluk hidup pada jaman itu terus-terus dan terus menyampaikan sembah sukur terimakasih kepada sang pencipta alam beserta seisinya, tidak lain sang pencipta itu adalah Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa), karena berkat Beliaulah awal dari peradaban jaman dan sampai saat ini kita semua dapat hidup serta dapat menikmati indahnya maha karya dari pada ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) yaitu jaman kali yuga.
Saudara Pendengar Umat Sedharma,
Pasti kita bertanya apa itu jaman kali yuga. Mungkin bagi kita yang masih mengungat sang pencipta pasti kita tahu dan mengerti apa itu jaman kali yuga dan megapa harus ada jaman kali yuga. Jaman kali yuga merupakan peradaban jaman terahir menurut ajaran agama Hindu. Yang mana jaman kali yuga itu adalah dimana manusia dan mahluk hidup sudah mulai lupa akan ajaran kebaikan dan kebajikan, sehingga bagi mereka yang perilakunya bergeser dari ajaran moral dan etika maka dia akan lambat laun meninggalkan ajaran agama dan yang pastinya yang ia inginkan adalah hanya mengejar materi yang hany ada di bumi ini serta telah melupakan sang pencipta yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), serta meninggalkan tradisi sembah sujud kepada Beliau. Maka tidak heran imbalan bagi kita yang telah melupakan sang pencipta maka kita tidakberhenti-hentinya terus di uji dan di beri siksaan dari alam sebagai penompang hidup kita dan tidak lain itu semua karunia dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Pendengar sedharma dan para bhakta terkasih,
Begitu banyak bencana alam yang menghampiri kita, serta bancana sosial yang tidak ada henti-hentinya, itu semua adalah awal dari kehancuran bagi kita semua, karena kita telah meningalkan filsafat dari pada kehidupan ini. Sebaliknya kita hidup ini haruslah dapat berdampingan, saling hormat - menghorati dan saling sayang menyayanggi antar sesama, serta terus mengucapkan atau menyampaikan rasa sukur kita dengan yang telah kita miliki kepada sang pencipta yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Karena berkat Beliaulah kita dapat seperti ini sehingga apabila kepa menerapkan seperti itu semua maka niscaya kedamian dan kebahagiaan akan kita dapatkan dan pastinya kebahagiaan itu semua tidak hanya semata, melainkan kebahagiaan itu akan kita bawa sampai kita di alam yang berbeda dan, itu semua menentukan kehidupan kita kelak, apakah kita akan hidup berwujud manusia atau mahluk hidup lainnya.
Pendengar sedharma yang Saya bangakan,
Tidak dapat kita pungkiri, Pada jaman ini kita semua pasti menginginkan materi atau harta yang berlimpah serta segala keperluan harus tercukupi semuannya. Dan perlu kita paham ipula sifat atau hal seperti itu tidak salah alias benar, tetapi sosial mengjarkan jalan yang kita tempuh itu yang salah. Banyak orang yang menginginkan kaya. Tetapi banyak di antara kita semuamengambil jalan salah untuk ingin kaya, antaralain dengan cara menyalah gunakan jabatannya untuk mengumpulkan harta yaitu korupsi, serta dengan mengorbankan keselamatannya yaitu mencuri atau merampok harta milik orang lain, serta mengeksploitasi atau mengeruk segala isi alam sebanyak-banyaknya dan tidak memperhatikan imbasnya, sehingga dengan kita mengeruk isi alam tanpa melihat imbasnya, maka bencana alam itu menghampiri kita, begitu juga dengan para pemimpin yang menyalah gunakan wewenang dan jabatannya sehingga rakyatnya bergejolak serta merusak segala yang ada itulah bencana sosial. Maka hendaknya marilah kita cukup dengan berbuat baik tanpa mengorbankan segalanya serta bersukur dengan apa yang kita miliki maka itu sudah cukup untuk kita dapat meninkmati kehbahagiaan lahir batin.
Pendengar sedharma,
Demikian arti kebahagiaan yang dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata;
Om Loka Samasta Sukhino Bhawantu”
Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH SANTIH SANTIH OM
.
Rabu, 02 Agustus 2017
KEBAHAGIAAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA
TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...
-
SEJARAH PURA SP. C (PURA SURYA BHUANA) NABIRE Desa bumi mulia, atau yang lebih di kenal dengan SP. C merupakan rentetan UPT dari SP.A dan ...
-
SEJARAH PURA SP. 2 (PURA PUJA TRI SAKTI) NABIRE Pada sekitar tahun 1982 merupakan tahun kedatangan warga transmigrasi UPT (Unit Pemukim...
-
SEJARAH PURA BATALYON (PURA GIRI WIRA BHAKTI) NABIRE Berdirinya suatu tempat ibadah, pasti memiliki cerita penyebab kenapa harus di ban...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar