..
Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru), Pendengar sedharma yang berbahagia, Puja dan Puji syukur patut kita haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan yang Maha Esa), karena Atas segala Asung kerta wara nugrahaNya yang telah Beliau limpahkan kepada kita semua, sehingga dalam kesempatan ini kita dapat berjumpa kembali pada acara Renungan Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun topik Renungan kita malam ini adalah tentang KALAU KAMI MENGALAHKAN KITA
Pendengar Umat Sedharma yang saya banggakan,
Eksistensi individu dan kelompok semakin kuat dalam proses modernisasi yang konon sudah berada pada kondisi post modern. Nilai-nilai spiritual Agama memang mendorong untuk memajukan eksistensi individu dan sosial yang berkualitas. Tetapi karena beragama lebih mengutamakan aspek institusi formal maka hal itu memunculkan sikap exclusivisme Agama yang berlebihan. Eksistensi individu dan kelompok yang kuat itu menyebabkan eksistensi kami mengalahkan kita. Kami sebagai partai A lebih diutamakan dari pada kita sebagai bangsa Indonesia. Kami sebagai penganut Agama B lebih dieksistensikan dari pada kita sebagai umat manusia. Hal ini menyebabkan semakin sulitnya membangun persaudaraan sejati dalam kehidupan bersama dalam masyarakat.
Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,
Persuadraan sejati itu adalah kuatnya sikap bersaudara sesama manusia. Apakah saudara se-ayah se-ibu, se-agama, se-partai, se-suku, se-bangsa, se-negara, dst. Dalam persaudaraan yang sejati eksistensi kami dan kita sama-sama saling memperkuat. Meskipun menganut aliran politik yang berbeda tetapi tetap merasa besaudara senegara. Menganut Agama yang berbeda tetapi tidak merasa karena perbedaan Agama yang dianut itu sebagai sesuatu yang berhadap-hadapan dalam kondisi bermusuhan. Rasa bermusuhan antara umat yang berbeda Agama atau antara masyarakat yang berbeda partai politik akan terjadi apa bila adanya sikap untuk saling meniadakan antara satu dengan yang lain. Sikap itu muncul karena tidak adanya sikap integritas yang murni dalam masing-masing individu dan kelompok.
Pendengar Umat Sedharma yang saya cintai,
Kepentingan individu dan kelompok itu seharusnya tidak dibuat berdikotomi dengan kepentingan bersama yang lebih luas. Kami dan kita jangan dibuat berdikotomi. Kalau kami mengalahkan kita maka persatuan dan kesatuan bangsa tidak akan terjadi. Karena berbagai kelompok sosial yang membangun bangsa asyik dan mengexclusivekan kelompoknya masing-masing. Kalau dalam satu bangsa tidak ada persahabatan yang sejati bagaimana mungkin terjadi persahabatan dalam persaudaraan dunia yang aman dan damai.
Pendengar Umat Sedharma,
Sebaliknya kalau kita mengalahkan kami maka akan terjadi penekanan negara pada berbagai kelompok sosial dalam suatu negara. Rasa tertekan yang bersifat struktural akan menghantui kehidupan masyarakat. Dalam kondisi masyarakat yang tertekan tidak mungkin mampu produktif menumbuhkan nilai-nilai spiritual maupun material secara seimbang dan kontinue. Kehidupan yang aman dan sejahtra akan terwujud kalau kondisi sosial itu mendorong tumbuhnya nilai-nilai spiritual dan material secara seimbang dan kontinue. Pelanggaran hukum dan HAM akan menjadi, kalau kita tidak memberikan peluang hidup pada kami. Kalau demikian halnya setiap orang harus mampu membangun sikap yang seimbang terhadap kami dan kita dalam dirinya.
Pendengar Umat Sedharma dimanapun anda berada,
Kehidupan beragama harusnya dapat memberi kontribusi dalam menumbuhkan sikap hidup yang seimbang terhadap kami dan kita. Agama Hindu sangat yakin bahwa semua manusia yang hidup di kolong langit ini tercipta karena Kemaha Kuasaan Tuhan Yang Esa. Dari sudut pandangan ini semua manusia adalah bersaudara. Namun demikian tidak berarti tidak boleh ada keaneka ragaman hidup di dunia ini. Hakekat manusia multi dimensi. Manusia itu sama dan sekali gus berbeda, Setiap manusia memiliki jasmani dan rokhani. Cuma struktur jasmani dan rokhaninya itu yang berbeda-beda. Persamaan dan perbedaan dalam diri mansuai itu sebagai media untuk menuju yang satu. Yang satu itu adalah untuk memuliakan hidup di dunia ini.
Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,
Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang tidak ingin memuliakan hidupnya di dunia ini. Karena itu dalam mengeksistensikan sikap kami jangan sampai mengabaikan aspek kita. Karena hal itu akan mengganggu hakekat manusia dalam memuliakan hidupnya. Kalau prinsip kami yang terlalu eksis maka akan dapat mengganggu eksistensi kami yang lainya. Kalau terjadi proses saling mengganggu antara prinsip kami“ yang satu dengan prinsip kami yang lain, maka hal itu akan menjadi hambatan bagi manusia untuk memuliakan hidupnya.
Saudara Pendengar Sedharma yang saya cintai,
Agar prinsip kami yang satu tidak saling mengganggu dengan prinsip kami yang lainya dalam hal inilah diperlukan prinsip kita. Prinsip kita inilah yang akan menjadi benang merah berbagai perbedaan antara kami yang satu dengan kami yang lainya.
Pendengar sedharma yang berbahagia,
Apa yang disebut Sama Beda dalam ajaran Hindu akan dipertemukan secara terpadu. Kondisi Indonesia saat ini sepertinya mengarah pada kami semakin mengalahkan kita. Untuk mencegah dinamika yang mengarah pada kalahnya kita oleh kami perlu diingatkan agar semua pihak membangkitkan paradigma keseimbangan. Kehidupan beragama semestinya yang paling dikedepankan untuk memberi contoh bersinerginya antara kami dengan kita dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kehidupan beragama dapat dibangun kami yang kuat tetapi juga menguatkan kita. Membangun kehidupan beragama yang kuat demi bangsa. Membangun bangsa yang kuat demi melindungi kehidupan beragama. Demikianlah kami saling memperkuat dengan kita dan marilah semua umat manusia untuk membangun bingkai kemanusiaan yang beradap dan bermartabat.
Pendengar sedharma yang saya cintai,
Itulah arti dan maksud dari pada ajaran Agama untuk kami semua. Dan demikian yang dapat saya sampaikan, kiranya hal ini bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Sang Hyang Widhi senantiasa melindungi dan menganugrahkan kesehatan bagi umatnya.
Om Lokasamasta sukhino bhawantu.
“Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM .
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar