..
Om Swastyastu, Om Avighnam Astu Namo Sidham, Om anobadrah kratavo yantu visvatah (ya Tuhan Semoga pikiran yang baik datang dari segala Arah), pendengar Sedharma yang berbahagia, Pertama marilah kita haturkan Puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena atas segala Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, kita dapat berjumpa kembali dalam acara santapan rohani agama hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun Tema kita pagi ini adalah “PERANAN KESATRIA”.
Pendengar Sedharma di manapun anda berada,
Kata Ksatria yang berasal dari bahasa Sansekerta. Artinya suatu susunan pemerintahan, atau juga berarti pemerintah (ruler), prajurit, daerah, keunggulan, kekuasaan dan kekuatan. Memang fungsi Ksatria dalam Catur Warna adalah memimpin pemerintahan, untuk memerintah memerlukan kekuatan.
Pendengar Sedharma dimanapun anda berada,
Dalam Bhagawadgita XVIII, 43, menjelaskan Sifat-sifat warna Ksatria, sebagai berikut: yaitu Berani, perkasa, teguh keyakinan, cekatan dan tak mundur dalam peperangan, dermawan dan berbakat memimpin, adalah karma (kewajiban) Ksatria.
Pendengar Sedharma yang saya cintai,
Dalam buku Tabir Mahabrata oleh Rsi Wahono dijelaskan kewajiban Ksatria, yakni menjaga ketentraman dunia untuk kepentingan masyarakat, dan sama sekali terlepas dari kepentingan pribadi. Seseorang barulah dapat disebut bersikap Ksatria bila telah dapat mengatasi segala keadaan dengan baik dan tak terikat pada kepentingan pribadi, bebas melaksanakan kewajibannya dengan tidak gentar sedikitpun menghadapi segala resiko meskipun harus mengorbankan jiwa raganya. Ini bukan berarti seorang Ksatriya tidak punya cita-cita hidup untuk diri pribadinya. Bagi seorang Ksatria kemuliaan dan kenikmatan untuk diri sendiri, sama sekali tidak termasuk dalam hitungan. Yang diutamakan dalam cita-citanya adalah kebahagiaan dan keselamatan buat orang banyak dan justru karena melakukan kewajiban itulah Ksatria akan memperoleh kesempurnaan hidup.
Saudara sedharma yang berbahagia,
Dalam Bhagavadgita II, sloka 31 memberikan penjelasan yang lebih gamblang tentang letak kesempurnaan seorang Ksatria dalam melakukan tugas dan kewajuban. Adapun Artinya adalah:
“Apabila engkau sadar akan kewajibanmu, engkautidak akan gentar, bagi Ksatria tiada kebahagiaan yang lebih besar daripada berjuang menegakkan kebenaran”.
Dari sumber sumber tersebut kiranya cukup jelas peranan dan fungsi Ksatria warna, yaitu memimpin dan melindungi rakyat. Dari sumber-sumber itu pula dapat disebutkan bahwa raja sudah jelas dapat dipastikan tergolong warna Ksatria. Menurut istilah Hindu Kuno, raja itu disebut Swamin. Swamin sebagai raja yang tergolong Ksatria menurut teori Hindu Kuno harus mempunyai enam syarat atau sifat yaitu :
Abhigamika = dapat menarik perhatian rakyat.
Prajna = harus bijaksana.
Utsaha = mampu berkreasi yang tinggi.
Atmasampad = bermoral yang lihur.
Sakyasamantha = mampu mengontrol bawahannya.
Aksudhra Parishantkha = mampu memimpin para menteri.
Pendengar sedharma dimanapun anda berada,
Lotar Raja Pati Gondala menyebutkan tugas dan kewajiban seorang raja sebagai golongan Ksatria, antara lain, Raja harus mengetahui upaya sandhi yang terdiri dari tiga unsur yaitu : (a) Rupa artinya raja harus dapat melihat wajah rakyat dengan baik, (b) Wangsa artinya raja harus dapat melihat tata susunan masyarakat yang utama, (c) Guna artinya raja harus mampu mengetahui rakyatnya yang memiliki keahlian. Disamping itu lontar tersebut juga menggambarkan bahwa seorang raja harus mengetahui rajaniti Kamandaka yaitu suatu ajaran yang menyebutkan seorang raja adalah sebagai pengemudi dan negara sebagai perahu. Jika perahu itu tanpa pengemudi, maka ia akan tenggelam ditengah-tengah lautan, demikian pula sang raja tatkala memegang pemerintahan, kalau lengah sedikit saja negara akan bisa hancur.
Pendengar Sedharma dan para Bhakta yang Terkasih,
Disebutkan pula yang patut dipakai sahabat oleh seorang raja adalah :
satya = setia pada kata-katanya.
Arya = orang besar.
Dharma = kebenaran / agama.
Anirya = orang yang dapat membunuh musuh.
Mentri = orang yang takut pada kesusahan.
Salyatawan = orang yang banyak katerunannya.
Bali = orang yang mempunyai kesaktian.
Agaduh kaparamartan = rokhaniawan.
Wang agaduh kadiran = orang yang tetap pendirian.
Wang agaduh guna = orang pandai.
Pendengar sedharma,
Dari seluruh uraian tersebut, maka jelas sekali bahwa yang paling berhak untuk duduk di lapangan pemerintahan adalah warna Ksatria. Rakyat harus menghormati raja sebagai raja (pemerintah) dan sebaliknya warna Ksatria itu harus memperlakukan rakyat sebagai seorang bapak terhadap anaknya. Harta benda rakyat tidak boleh diisap begitu saja dengan mengadakan pajak yang bukan-bukan. Pajak yang dipungut oleh warna Ksatria (pemerintah harus digunakan untuk kemakmuran negara.
Istilah Jawa, ada disebut Manunggaling Kawula lawan Gusti yang maknanya harus ada persatuan antara rakyat dan pemerintah. Demikian pula ada istilah Katemuaning bakti kelawan sweca yang maknanya rakyat harus hormat dan mendukung pemerintah dan sebaliknya pemerintah harus melindungi rakyatnya dari segala mara bahaya. Dengan demikian kiranya disimpulkan bahwa warna Ksatria itu adalah golongan fungsional yang setiap orangnya memiliki kewibawaan, cinta tanah air, serta bakat kelahiran untuk memimpin dan mempertahannkan kesejahtraan masyarakat, negara dan umat manusia berdasarkan dharmanya.
Saudara Sedharma yang Saya Cintai,
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan kita memahami hakekat dari sebuah kehidupan. Akhir kata:
Om Loka Samasta Sukhino Bhawantu”
Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH SANTIH SANTIH OM
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar