Rabu, 02 Agustus 2017

LEMBARAN BARU UNTUK KEBAIKAN

.
Om Swastyastu, Om Avighnam Astu Namo Sidham, Om anobadrah kratavo yantu visvatah (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala arah) Saudara pendengar umat Sedharma yang berbahagia, Pertama  tama marilah kita haturkan Puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan yang Maha Esa), karena atas segala Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, kita dapat berjumpa lagi dalam acara Santapan Rohani Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun tema pagi ini adalah “LEMBARAN BARU UNTUK KEBAIKAN”.
Pendengar Umat Sedharma yang saya cintai,
Momen tahun baru telah kita lewati, dan saat ini kita mulai minginjak tahun 2017, dan yang pastinya kita memiliki angan-angan di tahun 2017 ini kita ingin menjadi yang terbaik dari tahun sebelumya. Oleh karena itu kita memiliki langkah-langkah yang strategis untuk mewujudkan itu semua. Dan yang tidak ketinggalan kita telah intropeksi diri kita masing-masing, bahwasanya yang tahun lalu kita banyak berbuat buruk, maka di tahun ini kita ingin lebih banyak berbuat baik, begitu juga seterusnya dan yang paling penting adalah masalah karir dan rejeki.   

Pendengar Sedharma yang saya banggakan,
Dalam slokantara sloka ke 5 di jelaskan:
“Kalinganya, ikang mrga, kidang, manjangan, tan pinakasukha ning twasnya ika yan wehana mas mwang bhusana, kunang ika yan pinakasukha ning manahnya, yan haneng alas akweh dukutnya hayu, mwang alang-alang, ramban-rambanan, yeke jenek ing manahnya, mangkana ikang wanara, yan wehana sahana ning ratna mulya.
Yang artinya:
“Bagi seekor kijang yang berbahagia dengan rumput dan buluh muda, perhiasan emas itu tidak berarti Bagi kera yang berbahagia dengan buah-buahan pada pohon-pohon kayu, mutiara itu tidak ada artinya. Bagi babi yang bergembira dengan makanan yang sudah busuk, bau bunga harum itu tidak berarti apa-apa. Tetapi bagi manusia, dharmalah (perbuatan baiklah) yang harus diutamakan dan dilakukan, walau kadang-kadang tidak mengembirakan. 

Saudara Pendengar Umat sedharma di manpun anda berada,
Maksud dari sloka tadi di katakana, marga atau kijang dan menjangan itu tidak merasa berbahagia dalam hatinya walaupun mereka di beri emas dan perhiasan indah. Tetap ihati mereka akan gembira jika hutan disekitar mereka menghijau oleh rumput dan dedaunan muda.

Pendengar Sedharma,
Demikian juga halnya kera. Walau mereka dihadiahi dengan permata sebanyak-banyaknya, mereka tidak akan berbahagia, tetapi mereka berbahagia bila buah-buahan pada bergelantungan dan masak.

Saudara Pendengar Umat Sedharma,
Demikian juga babi, dia tidak berbahagia diberi makanan serba harum, tetapi juka mereka diberi makanan berbau busuk mereka sangat berbahagia.

Pedengar sedharma,
Pertanyaannya; apakah sifat manusia itu mau saja menerima apa yang tidak disukainya?? Kenyataannya tidaklah demikian segala apa yang mereka anggap bagus, itu pulalah yang dirindukan hatinya. Dan inilah suatu sebab mengapa mereka itu lahir kembali dalam tingkat yang berbeda-beda, ada yang lahir di tingkat rendah atau tinggi, menjadi budak atau majikan, menjadi orang bodoh atau pandai, orang cacat atau orang sempurna kecantikannya, menderita sengsara atau kebahagiaan, lahir sebagai manusia atau binatang atau menjadi pohon-pohonan, tumbuh-tumbuhan merambat atau rumput. Kita dapat melihat perbedaan kelahiran mereka itu apakah dari dari sorga atau neraka. Pertanyaannya apakah tanda-tandanya yang jelas??. Ia yang lahir menjadi orang besar di daerahnya, pasti kelahiran sorga. Ia dapat disamakan dengan Dewa Indra, sedangkan rakyat yang disayangi dapat diandaikan bidadari-bidadari dari khayangan. Para pendeta dan cendikiawan yang pandai dalam ajaran kitab suci Weda dan tidak tanggung-tanggung dalam kitab-kitab suci lainnya, mereka itu dapat dianggap keturunan Bhagawan Wrhaspati yang agung itu.      
Pendengar Umat Sedharma yang saya banggakan,
Sebaliknya, mereka yang lahir sebagai manusia cacat, dungu, sengsara, merangkak-merangkak, dan menderita siksaan hidup, mereka itu kelahiran neraka dan termasuk golongan rendah sampai kepada rumput, kayu-kayuan, tumbuh-tumbuhan merambat, semut, dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Mereka itu semua dating dari neraka.
Pendengar sedharma yang saya cintai,
Penjelasan tersebut menjabarkan bahwasanya itulah inti dari ringkarnasi atau punarbawa yaitu kelahiran kembali. Kelahiran kembali kita ke bumi ini tidak semata-mata kebetulan atau takdir. Melainkan kelahiran kita ke bumi ini adalah hasil dari perbuatan kita di kehidupan yang lalu. Seperti halnya kita dilahirkan menjadi manusia dengan cacat, itu semua karena dalam kehidupan kita yang terdahulu ada melakukan keburukan yang fatal, sebaliknya kita di lahirkan menjadi manusia dan memiliki banyak kelebihan terutama memiliki harta yang berlimpah, itu karena dalam kehidupan kita terdahulu lebih banyak melakukan hal-hal yang baik.  
Saudara pendengar umat Sedharma yang berbahagia,
Tidak berbeda dengan kelahiran sebagai binatang atau tumbuh-tumbuhan. Itu semua juga adalah hasil atau buah karma kita dalam kehidupan yang terdahulu. Karena dalam kehudupan yang terdahulu dia sangat banyak melakukan perbuatan yang sangat buruk, sehingga itu merupakan ganjaran yang setimpal dengan perbuatannya yang terdahulu.   
Pendengar sedharma yang saya cintai,
Oleh karena itu, kita sebagai manusia hendaknya marilah berbuat baik, agar tidak sampai terjerumus kedalam Neraka Maharorawa. Maka yang mengerti ini, mengerti ajaran dharma. Dan mereka yang tidak mengerti sama sekali tentang dharma dinamakan sangat niraya. Nir artinya tidak, aya artinya melakukan, jadi niraya artinya tidak berbuat yang baik. Oleh karenanya, manusia harus menghidari jalan yang membawanya ke neraka dan memilih serta mengikuti jalan menuju ke sorga. Demikianlah ajaran yang ninamai tutur (nasehat yang patut)
Pendengar sedharma yang saya banggakan,
Demikian yang dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua di awal tahun 2017 ini. Dan semoga ini semua bermanfaat untuk kita semua. Akhir kata;
Om Loka Samasta Sukhino Bhawantu”
“Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH SANTIH  SANTIH  OM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA

  TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...