..
Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru), Pendengar sedharma yang berbahagia, Puja dan Puji syukur patut kita haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena Atas segala Asung kerta wara nugrahaNya yang telah Beliau limpahkan kepada kita semua, sehingga dalam kesempatan ini kita dapat berjumpa kembali pada acara Renungan Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun topik Renungan kita malam ini adalah tentang PERAN PENDIDIKAN BUDIPEKERTI”
Pendengar Umat sedharma yang Saya cintai,
Coba kita perhatikan tayangan TV dan media cetak seperti surat kabar. Kedua media tersebut amat banyak kita menyaksikan tayangan peristiwa-peristiwa berbagai tindak kriminalitas dan amoral, seperti pembunuhan, memeras teman di sekolah digunakan membeli obat-obat psikotropika, pornografi, pornoaksi, perselingkuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, dll. Semua tayangan tersebut ibarat pisau bermata dua, di satu sisi, pesan-pesan tayangan tersebut untuk diwaspadai, jangan sampai menjadi korban dan jangan dilakukan pihak lain maupun diri sendiri. Di sisi yang lain dapat juga mendorong seseorang untuk menirukan atau melakukan perbuatan yang ditayangan tersebut.
Pendengar Sedharma,
Menghadapi fenomena sosial demikian, disamping realitas hidup di dalam masyarakat lokal, regional dan global, maka peranan pendidikan budi pekerti sangat menentukan. Bila penanaman dan penumbuh kembangan budhi pekerti dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh orang tua dan keluarga di rumah, para guru di sekolah, dan tokoh-tokoh agama serta tokoh-tokoh masyarakat, maka seorang anak ketika mencapai fase kedewasaan, akan menjadi manusia yang berbudhi pekerti yang luhur, sangat dibanggakan oleh orang tua di rumah, para guru di sekolah dan lingkungan masyarakatnya, namun bila sebaliknya, anak-anak yang tumbuh menjadi orang yang tidak memiliki kepribadian yang mantap, mudah terkena pengaruh lingkungan yang buruk dan tidak segan melakukan tindak kriminal dan amoral. Dalam kehidupan global dengan sarana komunikasi yang sangat canggih, segala sesuatu yang terjadi di luar rumah dan bahkan di luar negeri dapat dilihat melalui tanyangan TV, demikian pula media elektronik seperti film/VCD termasuk internet dan sejenisnya yang memuat ceritra tentang kriminalitas dan amoral sangat sulit dibendung dan tidak sulit untuk mendapatkannya.
Pendengar sedharma yang saya banggakan,
Maka hal ini mencoba untuk menampilkan peranan pendidikan budhi pekerti sesuai ajaran Hindu. Kita banyak berharap semoga semua orang tua dan anak menjadi dua kelompok yang bersinergi untuk mencapai tujuan hidup sesuai dengan ajaran agama Hindu. Salah satu contoh tujuan ajaran Hindu adalah untuk mewujudkan masyarakat yang Krtajagadhita, yakni masyarakat yang sejahtera, tentram dan damai, karena di dalamnya anggota masyarakatnya sebagian besar dan hampir seluruhnya berbudhi pekerti luhur. Nilai-nilai budhi pekerti sangat luas maknanya. Yang intinya untuk kembali ke sangkan paraning dumadi yang disebut dengan moksa, bersatunya atman dengan paratmatman.
Pendengar Umat Sedharma,
Mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan Untuk apakah kita hidup di dunia ini? Pertanyaan ini sangat klasik. Sejak manusia diciptakan oleh Hyang Widhi Wasa, pertanyaan ini selalu muncul. Orang-orang sangat sibuk dengan usaha untuk mewujudkan kepuasan duniawi. Dengan diturunkannya ajaran agama melalui kitab suci, bertujuan agar manusia sebagai ciptaan-Nya, menyadari hakekat dirinya, makna penjelmaan serta tujuan hidup yang patut kita usahakan. Dalam kehidupan modern dewasa ini, seseorang menghargai orang lain dari segi penampilannya, sikapnya yang sopan, lemah lembut, tutur katanya manis dan ramah, serta memancarkan budhi pekerti yang luhur.
Pendengar Sedharma dimanapun anda berada,
Orang yang demikian, apalagi ditambah giat belajar, giat bekerja, rendah hati dan ramah, serta memiliki keimanan yang tinggi, senantiasa akan mendapat perlindungan dari Hyang Widhi, karena pada dirinya memancar kasih sayang yang sejati. Ketika kita merenung tentang tujuan hidup, bagi mereka yang mendalami ajaran agama Hindu, tujuan hidup yang pertama adalah mewujudkan Dharma, yakni kebajikan, kebaikan, kebenaran, kasih sayang, taat pada hukum karma. Dalam ajaran Catur Purusa artha sangat jelas, tujuan hidup manusia yakni mewujudkan Dharma, artha dan kama, sedang moksa adalah tujuan yang tertinggi. Keempat tujuan hidup itu dibedakan menjadi dua bagian, yaitu jagadhita dan moksa. Jagadhita berarti dunia sejahtera, maksudnya dari dunia kecil (pribadi kita) ke keluarga, masyarakat sebagai dunia yang lebih besar. Moksa adalah tujuan yang tertinggi yang wajib dipersiapkan sejak dini, dengan landasan yang kokoh berupa dharma.
Pendengar umat Sedharma yang berbahagia,
Mencapai Tujuan Tertinggi. Coba kita amati, jika seorang anak ditanya tentang cita-citanya. Hampir semuanya menjawab sebatas kalau sudah tamat, mejadi seorang dokter, insinyur, atau guru. Hampir tidak pernah orang memikirkan lebih jauh dari hal tersebut. Bila ditanyakan hal-hal yang lebih bersifat spiritual, spesifik, sepertinya mereka tidak memberikan jawaban yang tegas. Mengapa jarang dijumpai anak-anak mempunyai cita-cita menjadi seorang pemangku, menjadi Ketua Parisada atau menjadi Sannyasin?.
Pendengar sedharma,
Pada suatu hari seorang Profesor beragama Hindu ditanya tentang rencana setelah pensiun oleh seorang guru besar berkebangsaan Amerika yang beragama Hindu. Profesor tersebut mengatakan bahwa jika dirinya pensiun nanti, maka ia akan kembali ke daerahnya dan menimbang cucu serta hidup di rumah dengan seluruh keluarganya. Sebaliknya ketika Guru besar tersebut ditanya, ia menjawab jika sudah pensiun akan menjadi seorang Sannyasin, Saya akan melakukan tirtayathra ke India, dan mungkin pada saatnya akan kembali lagi ke kampung halaman menemui bapak di sini. Jawaban guru besar warga Negara Amerika ini mencengangkan bagi Profesor kita.
Pendengar sedharma di manapun anda berada,
Kini timbul pertanyaan, bagaimana mewujudkan tujuan hidup tertinggi itu? Svami Wiwekananda menyatakan Your hand on work but your heart on God, tangan menghadapi pekerjaan, namun hati hendaknya selalu menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Nampaknya Svami Wiwekananda senang mensitir salah satu sabda Sri Krsna dalam kitab suci Bhagawad Gita IX.27: Apapun yang engkau kerjakan, apapun yang engkau makan, yang engkau persembahkan dan engkau amalkan, desipiln diri apapun yang engkau laksanakan, wahai putra Kunti (Arjuna), lakukanlah sebagai persembahan hanya kepada-Ku. Berserah diri seperti sabda Sri Krsna, merupakan upaya penyucian diri (atmasuddhi). Lebih lanjut, Sri Krsna dalam sloka Bhagawad Gita IX.22 dinyatakan: Tetapi meraka yang memuja-Ku dan hanya bermeditasi kepada-Ku, kepada mereka yang senantiasa gigih demikian itu, akan Aku bawakan segala apa yang belum dimilikinya dan akan menjaga apa yang sudah dimilikinya.
Pendengar sedharma yang saya cintai,
Demikian yang dapat saya sampaikan, kiranya hal ini bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa melindungi dan menganugrahkan kesehatan bagi umatnya. Akhir kata;
Om Lokasamasta sukhino bhawantu.
“Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM .
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar