Rabu, 02 Agustus 2017

AHIMSA


OM SWASTYASTU, Om Avighnam Astu Namo Sidham, Om anobadrah kratavo yantu visvatah, (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala arah) Saudara pendengar umat Sedharma yang berbahagia dimanapun berada, selamat pagi dan selamat berjumpa kembali dalam acara Santapan Rohani Agama Hindu. Puja dan puji syukur patut kita haturkan kehadapan Ida Sang Hyang  Widhi Wasa (Tuhan yang Maha Esa), karena atas segala Asung Kerta Wara Nugraha-Nya kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk Berbagi ajaran Beliau, adapun topik kita pagi ini yaitu tentang “AHIMSA.
.
Saudara Pendengar Umat sedharma di manpun anda berada,
Salah satu ajaran yang harus kita laksanakan dalam agama hindu adalah Ahimsa, yang artinya tidak membunuh atau menyakiti makluk lain. Ajaran ahimsa ini walaupun cukup sederhana tetapi tidak gampang untuk kita melakukannya. Karena setiap hari kita pasti terlibat pembunuhan atau kekerasan terhadap makluk lain, kenapa demikian??, karena Setiap hari kita perlu makan, dan makanan itu kita peroleh dengan mengorbankan makluk lain atau dengan membunuh makluk lain, bagaimana sebenarnya kita harus menerapkan ajaran Ahimsa?
Pendengar Sedharma yang saya banggakan,
Weda menyatakan Ahimsa Paramo Dharma, artinya melaksanakan Ahimsa adalah Dharma/ kebajikan tertinggi, perlu kita ketahui dan pahami bersama bahwasanya Seorang Mahatma Gandhi memperjuangkan kemerdekaan India dengan Ajaran Ahimsa atau tanpa perlawanan dengan kekerasan, ternyata hasilnya terbukti, walaupun tanpa mengangkat senjata  Mahatma Gandhi sukses dengan memcapai kebebasan tanah airnya dari penjajah tanpa kekerasan, itulah yang perlu kita ketahui bersama. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa kekerasan bukan berarti lemah, tanpa kekerasan merupakan ajaran yang ampuh bagi pembebasan Negeri India, itulah sejarah dari kemerdekaan Hindia, maka oleh karena itu jaganlah kita mengagap dengan jalan angkat senjata atau kekerasan semuanya akan berhasil.
Pendengar Umat Sedharma yang saya cintai,
Kita mungkin merasa sulit untuk tidak melakukan kekerasan, tidak membunuh, maupun tidak membenci makluk lain, itu ada karena ego kita belum bisa kita tundukkan atau taklukkan (itulah sebenarnya musuh yang sangat sulit kita kalahkan), ada orang  berkata yang tidak cocok dengan hati kita maka kita tersinggung, ada orang berbisik  bisik dibelakang kita, kita merasa curiga dan lainnya. Inilah sifat  sifat yang berasal dari guna Rajas atau sifat  sifat aktif kita yang sudah terkotaminasi dengan egoism (memikirkan diri sendiri). Oleh karena itu marilah kita menetralisir sifat  sifat ini dengan mengembangkan Guna Sattwam atau sifat kebajikan yang ada dalam diri kita, kesabaran, kebijaksanaan dan mari kita renungkan serta belajar menerapkan apa yang dinyatakan di dalam Bhagawadgita yaitu Advesta Sarva Bhutanam yang artinya jangan membenci semua makluk, cintailah semua makluk. Dengan demikian sadarilah bahwa didalam makluk lain, orang lain juga ada jiwa  jiwa yang sama dengan jiwa kita, jiwa  jiwa yang berasal dari satu sumber yang sama, dan bila kita sadari ini, maka kita akan yakin dan bercaya apa yang termuat didalam Weda yaitu Vasu Dewa kutum Bakam bahwa kita semua (makluk) adalah bersaudara. Jadi janganlah kita bertengkar dan saling menyakiti, apalagi saling membunuh.
Saudara Pendengar Umat Sedharma,
Di dalam kitab Saracamuscaya sloka 142 dinyatakan; Apabila orang sayang kepada nyawanya sendiri, mengapa ingin mencabut nyawa orang makluk lain? Hal itu tidak menghiraukan orang lain namanya. Apa saja yang rasanya menyenangkan untuk diri sendiri, itulah yang harus diperbuat untuk orang lain, oleh karena itu marilah kita renungkan kembali makna dari sloka tersebut.
SeringPendengar Umat Sedharma yang saya banggakan,
Selanjutnya pada sloka 143  144 Kitab Saramuscaya mengatakan bahwa “sesungguhnya badan kasar ini tidak kekal keadaannya, kalau ia mati tidak berharga lagi, karena sesungguhnya kepalanya dapat dilangkahi anjing demikianlah sebenarnya”. Oleh sebab itu mengapa sampai mencelakakan orang lain untuk memelihara badan kasar ini. Dan inilah kerendahan badan kasar, ia pasti menjadi ulat, abu atau kotoran. Oleh karena itu mengapa sampai mencelakakan orang lain untuk merawat dan memeliharanya? Demikian, perlu kita pahami bersama.
Saudara pendengar umat Sedharma yang berbahagia,
Dalam sloka tadi mengajarkan kita untuk meminimalisir pembunuhan, kekerasan terhadap makluk lain dna lain sebagainya. Karena kita tidak bisa untuk tidak melakukan kekerasan atau pembunuhan karena setiap makanan yang kita santap adalah berasal dari makluk lain, bagaimana juga seorang prajurit yang bertempur di medan perang kalau tidak membunuh pasti dia akan terbunuh?, kondisi demikianlah yang perlu kita pahami bersama.
Pendengar sedharma yang saya cintai,
Ahimsa memang berarti tidak melakukan kekerasan, menyakiti atau tidak membunuh orang lain maupun makluk lain. Tetapi di dalam ajaran Agama, ada hal  hal yang dibolehkan untuk membunuh yaitu ; 1. Dewa Puja artinya kita boleh membunuh binatang dan tumbuhan untuk dipersembahkan kepada Sang Hyang Widhi dan Para Dewa, 2. Athiti Puja artinya kita boleh membunuh binatang maupun tumbuhan untuk menjamu tamu. 3. Swadharma, kita bisa  membunuh karena kewajiban, misalnya kita dalam bahaya, seperti seorang prajurit di medan perang harus membunuh karena sudah kewajibannya menumpas musuhnya dan sangat salah bila seorang prajurit di medan perang tidak melaksanakan kewajibannya untuk menumpas musuhnya. Dan berikutnya 4. Boleh membunuh binatang atau tumbuhan untuk memelihara hidup. Karena kita hidup perlu makanan, minuman, maka kita diperbolehkan mengorbankan makluk lain, dengan catatan kita tida serakah, dan kita membunuh yang sesuai dengan  butuhkan saja.
Pendengar sedharma dimanapun anda berada,
Setiap Pembunuhan, kekerasan tidak boleh dilakukan untuk kesenangan, atau nafsu belaka, kita tidak boleh menyia  nyikan pengorbanan makluk lain. Dan kita harus menghormati pengorbanan mereka, dan harus mendoakan agar jiwanya memperoleh peningakatn kualitas dalam kehidupannya yang akan dating, oleh karena itu marilah kita bersama-sama menjaga, menghormati dan saling melindungi diantara sesame cinptaan Tuhan.
Pendengar sedharma yang saya banggakan,
Demikian yang dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua demi terlaksananya kedamaian dan ketentraman di muka bumi ini.
Om Loka Samasta Sukhino Bhawantu”
Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia
OM SANTIH SANTIH  SANTIH  OM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA

  TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...