Rabu, 02 Agustus 2017

PERAN AGAMA DALAM MASYARAKAT

..
Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namasidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala arah), Pendengar sedharma yang berbahagia, puja dan puji syukur kita haturkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena kita dapat berjumpa dalam acara Renungan Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun Tema kita malam ini adalah “PERAN AGAMA DALAM MASYARAKAT”.

Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,
Agama dalam kaitannya dengan masyarakat mempunyai dampak. Dampak positif adalah berupa daya penyatu, dan dampak negatif, yaitu berupa daya pemecah. Agama mempunyai sistem kepercayaan dimulai dengan penciptaan pandangan dunia baru yang di dalamnya adalah sebuah konsepsi lama dan pelembagaannya bisa kehilangan dasar adanya apabila tanpa adanya pondasi akan pemahaman agama.

Pendengar Umat Sedharma yang saya cintai,
Perpecahan timbul, manakala timbul penolakan terhadap pandangan hidup lama atau yang berbeda dengan agama. Perpecahan itu timbul karena disebabkan oleh klaim agama akan kemutlakkan agama dan saling diekspresikan dalam bentuk  bentuk yang keras dan tanpa kompromi. Dalam kajian ilmu sosial, tentang daya pemecahan agama ini berkaitan dengan konflik SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan). Artinya menyejajarkan persoalan agama dengan suku, ras dan golongan politik tertentu, atau hal yang rawan peka dan tabu untuk dibicarakan, tetapi dibalik semua, demi kajian ilmiah dan kepentingan untuk masa depan, akronim itu tidak perlu ada. Kajian ilmiah pun mengalami kesulitan dalam menghadapi para pemeluk teguh. Apabila agama dijadikan obyek kajian ilmiah, ide dan logika internnya sendiri.

Pendengar Umat Sedharma dimanapun anda berada,
Terdapat dari relevan atau tidaknya pada masa sekarang, hasil penelitian Geetz dalam the Religion of Java (1960) masyarakat jawa secara realistis terpilah menjadi tiga antara lain menjadi abangan, santri, dan priyayi. Meskipun banyak kritik bahwa golongan tersebut pada satu sistem klasifikasi yang sama, tetapi pemilihan abangan dan santri dapat merupakan cerminan strukturisasi masyarakat agama di jawa atas dasar ketaatan menjalankan ibadah agama, yang sumbernya dari menemukan atau tidaknya bentuk avtentik dalam peribadatan.

Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,
Mengenai agama dan stratifikasi sosial, pengertiannya terletak pada kecenderungan keagamaan masing  masing kelas atau lapisan masyarakat. Konflik dalam lapisan sosial ada, tetapi biasanya ada pindahan konflik tingkat ekonomi atau politik. Agama dan integrasi terwujud dalam ajaran tidak dibenarkan memaksakan keyakinan dan kepercayaannya kepada orang lain, yang berbeda keyakinan. Mekanisme sosial lain, selain dari sumber ajaran agama itu sendiri, ialah integrasi sosial didukung oleh adanya perasaan kebudayaan satu, seperti peringatan hari besar. Dari segi pola keagamaan biasanya tidak terwujud secara langsung dalam bentuk sosial secara murni dan sederhana, tetapi banyak likunya, ada janji  janji kepada kelas tetangga, dan sebagainya cenderung sumbang, timbul individu dan kelompok tipe campuran.

Pendengar Umat Sedharma yang saya cintai,
Oleh karena itu keberadaan agama tetap harus dilihat peranan positifnya dalam membangun masyarakat, sebab agama dihadirkan kepada umat manusia untuk petunjuk, dan kalau konflik itu ada, maka kita jadikan rahmat bagi penganutnya. Sehingga dengan agama kita semua dapat tercerah dan tidak melakukan perkelahian atau pertentangan masalah agama atau bahkan malasah lainnya. Karena agama hakekatnya adalah untuk menenangkan perasaan dan keyakinan secara individual atau prifasi.

Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia
Di lain sisi, agama sebagai media kepercayaan kita atas keberadaan Tuhan YME, agama juga dapat berfungsi sebagai media pendidikan karakter, pendidikan susila serta pendidikan nilai dan norma-norma yang berlaku di Indonesia atau papua pada khususnya. Oleh karena itu kita sebagai manusia beragama, dan terutama Umat sedharma marilah kita menjujung tinggi nilai-nilai serta norma-norma agama sebagai pedoman hidup kita sehari-hari.
Pendengar umat sedharma dimanapun anda berada,
Kita beragama bukanlah sebuah paksaan untuk memeluk salah satu agama. Melainkan dalam undang-undang dasar 1945 telah di tetapkan seluruh rakyat Indonesia bebas untuk memeluk agama dan keyakinannya masing-masing serta beribadah sesuai keyakinannya masing masing. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya kitak ada alasan untuk kita bertikai antar agama, atau bahkan antar golongan, karena satu dan lain hal.

Pendengar sedharma,
Dalam bagawad gita pun telah tertera sloka yang menjelaskan bahwa apapun yang engkai persembahkan kepadaku dengan tulus dan ikhlas maka akan Aku terima. Arti sloka ini menjelaskan bahwa apapun yang kita persembahkan kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi) maka akan Beliau terima.

Pendengar umat sedharma yang berbahagia,
Beberapa hal di atas membuktikan bahwa keberadaan agama bukanlah sebagai memperkuat iman dan keyakinan kita. Melainkan agama merupakan alat pemersatu, media sosialisasi, serta wahana pendidikan untuk semua golongan dan kalangan, agar kita sebagai manusia yang tidak dapat hidup sendiri dapat memperkuat tali silaturahmi kita sebagai mahluk ciptaan Tuhan.

Pendengar umat sedharma yang saya cintai,
Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat untuk kita semua demi kelangsungan manusia di Bumi ini. Akhir kata:
Om Loka samastha sukhino bhawantu”
Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA

  TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...