Rabu, 02 Agustus 2017

CATUR PARAMITHA

..
Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om sidhirastu tat astu astu swaha, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru), Saudara Pendengar sedharma yang berbrahagia, Puja dan Puji syukur kita haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan yang Maha Esa), karena Atas segala Anugrahnya yang telah Beliau limpahkan kepada kita semua sehingga dalam kesempatan ini kita dapat berjumpa kembali pada acara Renungan Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun topik Renungan kita malam ini adalah tentang  CATUR PARAMITA”.

Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,
Catur Paramita merupakan salah satu bagian dari ajaran agama Hindu yang terdiri dari kata catur yang berarti empat dan Paramita yang berarti perbuatan luhur. Jadi Catur Paramita berarti empat perbuatan luhur yang harus dilakukan oleh umat Hindu terutama dan untuk kita semua secara umumnya.

Pendengar Umat Sedharma yang saya cintai,
Setiap agama pastilah mengajarkan umatnya untuk berbuat luhur, dan tidak mengajarkan untuk berbuat yang tidak baik atau merugikan kita dan atau orang lain, tapi ada kalanya kita lupa dengan ajaran agama kita dan perbuatan kita menyimpang dari ajaran agama, sehingga tanpa kita sadari atau kita sadari kita telah melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan tuntunan yang kita pedomani. Dan ajaran catur Paramita ini akan menyegarkan kembali ingatan kita untuk megajak kita agar kembali kejalan dharma atau jalan kebenaran, sehingga hal ini dapat dikatakan sebagai teguran atau mengingatkan kita kembali akan makna dan tujuan hidup yang sebenarnya.

Pendengar Umat Sedharma dimanapun anda berada,
Sebagaimana telah saya sampaikan di awal tadi, bahwasanya Catur Paramita berarti empat perbuatan luhur yang harus dilakukan oleh umat Hindu yang bertujuan untuk menjalin sebuah kesatuan dan persatuan kita semua,oleh karena itu maka bagian dari catur maramita antara lain: pertama yang harus dilakukan adalah setiap umat Hindu harus mempunyai sifat  sifat dan mau bersahabat terhadap sesamanya itu yang disebut dengan (Maitri), dan tidak membedakan - bedakan asal usul, ras, suku, bangsa, golongan dan atau maupun keyakinan seseorang tersebut. Karena semua  manusia  memiliki persamaan, yaitu sama  sama Ciptaan Tuhan (Ida Sang Hyang Widi Wasa), sama  sama memiliki Atman (roh) yang merupakan sinar suci kebesaran Sang Hyang Widhi dan sama  sama ingin hidup damai dan bahagia. Oleh Karena itu Rg Weda menyatakan Vasu Daiva kutum Bakam bahwa sesungguhnya manusia itu semua bersaudara atau bersahabat. Maka apa salahnya apabila kita bersama-sama untuk mengawali sebuah persaudaran dan persahabatan yang tanpa batas, sehingga kesamaan dan persamaan dapat kita satukan, baik yang berrambut keriting sampai yang berrambut lurus, dari kulit hitam sampai yang berkulit putih, sehingga hal itulah yang di katakana sebuah pelangi atau taman yang terdapat di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karenanya kita harus hidup rukun, saling membantu, saling mengasihi dan tidak bermusuhan. Serta kita juga harus menghindarkan kebencian, menghindarkan rasa balas dendam. Dan dengan berpegang kepada perbuatan ini, maka kita akan hidup tenang, hidup tentram lahir dan batin.

Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,
Yang kedua kita berbelaskasihan terhadap orang yang menderita atau mengembangkan sifat cinta kasih. Sebagai manusia yang berasal dari satu sumber yaitu Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), maka manusia harus hidup saling menolong kepada orang yang sedang kesusahan dan bersedia berkorban demi kebahagiaan orang lain. Inilah hal yang jarang kita lihat saat ini, kenyataan yang kita lihat mungkin malah sebaliknya, yaitu orang lebih mengutamakan kebahagiaan dan kesenangannya dirinya sendiri dan bahkan menyengsarakan orang lain untuk kebahagiaan dan kesenangannya. Untuk itu kita diingatkan kembali sebagai makluk yang berbudi luhur kita diharapkan dapat merasakan pendritaan orang lain sebagai penderitaan kita sendiri. Dengan berpikiran demikian kita akan cepat tanggap menolong sesama yang menderita.

Pendengar Umat Sedharma yang saya cintai,
Yang ketiga kita harus bersimpati (Mudhita) atau belajar merasakan kebahagiaan orang lain. Dengan sifat luhur ini kita dapat terhindar dari rasa iri, dengki dan rasa benci, kenapa demikian?. Karena kesusahan orang lain kita rasakan sebagai kesusahan kita juga, kebahagiaan orang lain adalah suka cita bagi kita juga, sehingga ajaran atau penerapan dari TAT WAM ASI itu tumbuh dalam diri kita. Inilah arti dari kata Mudhita. Orang yang mempunyai sifat solider (solidaritas) dan simpati terhadap sesame maka ia akan hidup bahagia dengan apa yang dia perbuat dan miliki. Sebaliknya orang yang senang melihat orang lain menderita dan merasa menderita bila melihat orang lain bahagia ini adalah ciri  ciri orang yang diliputi rasa iri, dengki dan benci di dalam hatinya, sehingga percayalah ornag seperti ini maka di dalam kehidupannya dia akah terjauh dari kebahagiaan serta terus-terusan merasa susah dan hidupnya tidak akan pernah tenang serta ornag tersebut merasakan kekurangan terus. Oleh karena itu hukum karma mengajarkan jika kita menanamkan simpati kepada orang lain, maka orang lain juga akan bersimpati kepada kita, inilah ajaran luhur yang ketiga yang harus kita laksanakan agar kedamaian dan kebahagiaan dapat kita rasakan lahir batin, dan akan kita nikmati di alam nyata ini sampai di akhirat nanti.

Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia
Yang keempat disebut dengan Upeksa yang artinya sikap toleran dan senantiasa memperhatikan keadaan orang lain. Oleh karena itu kita harus memiliki jiwa setia kawan dan simpati terhadap sesama, dan bahkan tidak menaruh rasa dendam terhadap orang yang bermaksud jahat terhadap kita, maka kebahagiaan serta ketentraman dan kedamaian akan dating menghampiri kita. Dengan demikian orang yang bersikap Upeksa juga selalu waspada terhadap situasi yang kita hadapi, namun bijaksana dan selalu menjaga keseimbangan lahir dan batin serta tidak mau mencampuri urusan orang lain, sehinga saling mengerti dan toleransi itu timbul dalam lingkungan masyarakat tersebut.

Pendengar umat sedharma dimanapun anda berada,
Demikian tadi empat perbuatan luhur yang harus kita lakukan sebagai umat Hindu, maka marilah kita bersama  sama untuk melatih mempraktekkan empat ajaran luhur tadi agar kita sebagai makluk social mengerti dan paham akan arti persamaan dan persahabatan serta kebersamaan di antara kita sesame ciptaan Tuhan yang Maha Esa.
Pendengar sedharma, demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat untuk kita semua.
Loka samastha sukhino bhawantu
Semoga seluruh isi alam berbahagia.
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM .
..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA

  TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...