..
Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namasidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala arah), Pendengar sedharma yang berbahagia, puja dan puji syukur kita haturkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena kita dapat berjumpa dalam acara Santapan Rohani Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire bersama saya Wahyu Diantoro. Adapun Tema kita pagi ini adalah tentang SUSILA.
..
Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,
Kata susila mungkin tidak asing lagi kita dengar dan kita terapkan setiap hari. Apa lagi kita sebagai orang Indonesia yang lebih dikenal dengan orang daerah timur dan kental dengan adat ketimurannya, maka susila itu penting untuk kita amalkan dan kita jaga serta kita budayakan hidup yang berlandaskan susila yang baik.
Pendengar Umat Sedharma yang Saya Cintai,
Menurut ajaran agama Hindu, tujuan hidup manusia adalah untuk mencapai kesejahteraan dunia dan kebahagiaan di akhirat atau yang di sebut dengan moksa. Dengan demikian, kesejahteraan di dunia dapat kita capai dengan kita berbuat dharma serta artha dan kama. Ketiganya itu (dharma, artha dan kama) merupakan satu kesatuan dan tidak dapat kita pisahkan satu dengan yang lainnya, dalam artian manusia baru dapat merasakan bahagia bila artha (harta kekayaan) terpenuhi dan rasa aman di dapat. Untuk mendapatkan rasa aman itu, maka diperlukan adanya hubungan yang harmonis antara segala mahluk yang hidup atau mati di bumi ini serta dalam hubungannya dengan mahluk yang lain. Oleh karena itu, di dalam hidup bersama, diperlukan adanya tatanan hidup berupa peraturan-peraturan yang nantinya biasa memberikan kebahagiaan dan keharmonisan dalam hidup ini.
Pendengar Umat Sedharma yang Berbahagia
Inti dari ajaran agama Hindu terdiri dari tiga bagian yang disebut tri krangka agama Hindu. Tiga krangka agama Hindu tersebut terdiri dari Tattwa (Filsafat), Susila (Etika), dan Upacara (Ritual). Ketiga aspek ini merupakan satu jalinan yang sangat erat hubungannya, dan satu dengan lainnya saling isi mengisi serta tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Demikian itulah tiga kerangka dasar agama Hindu, seperti halnya yang kita bicarakan saat ini adalah merupakan kerangka dasar agama Hindu yang kedua, yaitu susila (etika).
Pendengar Umat Sedharma dimanapun berada
Secara harfiah, arti dari susila adalah tingkah laku yang baik. Dalam kitab Wraspati Tattwa mantra 26, dinyatakan mengenai arti kata susila dalam kalimat Sila Ngaranya Angraksa Acara Rahayu jadi susila merupakan perbuatan yang baik dan tingkah laku yang baik dalam lingkungan sosial atau masyarakat. Jadi kita sebagai manusia yang merupakan makluk sosial dan tidak biasa hidup sendiri, maka penting untuk kita berbuat dan bertingkah laku yang baik di lingkungan masyarakat, terutama kita sebagai bangsa Indonesia yang lebih kental dengan budaya saling monghormati dan menghargai, sehingga berawal dari kita untuk menghargai orang lain, maka orang lainpun akan biasa mengargai kita.
Pendengar Umat Sedharma yang cintai
Negara Indonesia terdiri dari beribu-ribu suku, ras, adat, budaya dan agama. Hal itu sangat mudah atau rawan dengan sebuah konflik atau pertentangan, dan apabila pertentangan atau konflik itu terjadi maka imbasnya akan fatal dan berdampak besar kepada kita semua dan terutama generasi-generasi kedepan. Maka berawal dari susila dan etika marilah kita menanamkan sebuah iklim atau situasi yang damai, harmonis dan saling hormat-menghormati serta toleransi satu sama-lain antara suku A dengan suku B, agama A dengan agama B dan lain sebagainnya, berawal dari sutulah maka niscaya kedamaian, keharmonisan dan ketentraman akan terwujud dan secara umumnya keharmonisan dan kedamaian di Negara dan Bumi ini dapat terjaga.
Pendengan umat sedharma dimanapun berada,
Untuk menegakkan atau menjaga agar susila menjadi segala dasar tingkah laku kita, maka penting dalam hidup bersama ini diperlukan adanya suatu peraturan-peraturan atau undang-undang untuk mengatur kehidupan ini. adapun peraturan atau pedoman dalam bertingkah laku yang baik itu disebut dengan tata susila. Dengan demikian dasar dari tata susila yang kokoh dan kekal adalah agama. Maka satu-satunya sumber kedamaian dan pengamalan susila dan etika adalah agama, oleh karena itu marilah kita renungkan kembali betapa pentingnya kita beragama dan agamapun mengajarkan kita tentang agama, oleh karena itu bagi siapa yang tidak dapat mengamalkan susila dan etika dia sangat kurang memahami ajaran agamanya tersebut.
Pendengar umat sedharma yang berbahagia,
Kadang kita mudah untuk mengatakan berbuat baik, bertingkah laku yang baik, saling menhormati dan lain sebagainya. Tetapi kadang implementasinya sulit untuk kita lakukan atau terapkan, sehingga dengan ego atau mementingkan kepentingan kita sehingga semua itu kita abaikan dan lupakan serta kita mengejar sesuatu yang menguntungkan bagi kita tanpa memikirkan oleng lain. Itulah yang sebenarnya musuh kita yang berada dalam diri kita dan sangat-sangat sulit kita lawan atau hancurkan. Maka dengan demikian hanya intropeksi atau bercermin pada dirilah yang dapat menjaga kita dalam berbuat dan bertingkah laku dan dengan mendekatkan diri kita kepada Sang Pencipta serta memohon ampun segala kesalahan kita di situlah kita dapat memahami akan arti sebuah kehidupan yang sebenarnya.
Pendengar sedharma yang saya banggakan,
Dalam sarasmucaya sloka ke 161 di sebutkan
YADYAPI BRAHMANA TUHA TUWI, YAN DUSSILA, TAN YOGYA KATWANGAN, MON SUDRA TUWI, DHARMIKA, SUSILA, PUJAN KATWANGANA JUGEKA, LING SANG HYANG AJI
Artinya:
Meski Brahmana (orang terpandang) yang berusia lanjut sekalipun, jika perilakunya tidak susila, maka ia tidak patut disegani; tetapi biar orang sudra (pelayan/pembantu) sekalipun, jika perilakunya berpegang kepada dharma dan kesusilaan, maka patutlah ia dihormati dan disegani juga, demikian kata orang suci.
Pendengar sedharma yang saya cintai,
Dari mantra sarasmucaya tersebut menerangkan betapa bijaknya sebuah dharma dan susila yang dapat dan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang tidak luput dari segala kesalahan, kekurangan dan kenistaan, hendaknya kita dapat saling menghormati, saling menghargai, saling menyayangi, saling membantu dan saling memaafkan antara sesama ciptaan Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Maka niscaya dalam kehidupan kita akan terus mendapatkan kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan.
Demikian pendengar yang dapat saya sampaikan, kiranya bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Sang hyang Widhi senantiasa melindungi dan menganugrahkan kesehatan bagi umatnya.
Om Lokasamasta sukhino bhawantu.
Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM .
..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar