..
Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru), Saudara Pendengar sedharma yang berbahagia, Puja dan Puji syukur kita haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena Atas segala Anugrahnya yang telah Beliau limpahkan kepada kita semua sehingga dalam kesempatan ini kita dapat berjumpa dalam acara Renungan Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun topik Renungan kita malam ini adalah tentang PENGENDALIAN DIRI”.
Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,
Pengendalian diri, etika dan toleransi merupakan pencerminan kehidupan beragama dengan kehidupan sesame, baik manusia dalam lingkungan keluarga, masyarkat, bangsa dan Negara, bahkan pula dalam hubungan international antar bangsa-bangsa di dunia ini. Dengan pengendalian diri seseorang mampu hidup berdampingan secara rukun yang tercermin dalam etika atau tata laku sopan santun dalam pergaulan hidup. Dengan pengendalian diri yang mantap, akan berhasil mencapai tujuan dengan selamat, demikian pula dengan etika, seseorang akan mudah bergaul dengan sesamanya walaupun berbeda agamanya, pandangan hidup akan dapat diwujudkan dan dengan keharmonisan ini ketentraman dan kebahagiaan hidup, baik dalam keluarga maupun masyarakat dapat terealisasikan.
Pendengar Sedharma,
Dalam kehidupan didunia ini kita harus selalu mengendalikan diri jika kita ingin hidup teratur, terarah dan terkendali dan sebaliknya kehidupan duni akan semakin semerawut jika kita tidak mau mengendalikan diri, karena pada prinsipnya kita harus mengendalikan diri kita sendir bukan menyuruh orang untuk mengendalikan dirinya seperti yang disebutkan dalam kitab Yajurveda XL.1 sebagai berikut;
isa vasyam idam sarvam, yat kim ca jagatyam jagat
tena tyaktena bhunjita ma, grdhah kasya svid dhanam
Artinya:
(Segala sesuatu yang bergerak dan tidak bergera di alam semesta ini meliputi dan diresapi oleh Tuhan Yang Maha Esa. hendaknya seseorang mampu mengendalaikan dirinnya dan tidak menginginkan milik orang lain)
Pendengar Umat Sedharma yang saya cintai,
Dari ayat mantra tadi bahwa, Pengendalian diri adalah kemampuan seseorang untuk tidak melakukan yang tidak baik dan tidak patut dilakukan. Untuk dapat mengendalikan diri, seseorang hendaknya mengenal ajaran tentang Viveka atau Vivekajnana. Yang dimaksud dengan Viveka adalah kemampuan untuk membedakan yang baik dan buruk, salah dan benar. Yang baik belum tentu benar, sebaiknya yang benar belum tentu baik dan selanjutnya yang dengan pengetahuan Viveka ini seseorang akan dapat mengendalikan dirinya, sebab diantara berbagai makhluk hidup dengan tegas dinyatakan hanya manusialah yang memiliki pengetahuan itu sebab, oleh karena itu menjelma sebagai manusia disebut sebagai penjelmaan utama bila dibandingkan dengan makhluk lainya seperti yang termua dalam Sarasamnuccaya.2 sebagai berikut: “Di antara semua makhluk, hanya yang dilahirkan sebagai manusia sajalah yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk. Leburlah ke dalam perbuatan baik,perbuatan yang buruk itu; demikianlah gunanya (pahalanya) menjelma menjadi manusia”.
Pendengar Umat Sedharma dimanapun anda berada,
Di dalam kitab Sarasamuccaya dijelaskan pula bahwa menjelma sebagai manusia adalah kesempatan yang utama dan sangat sulit untuk diperoleh (parama durlabha) dan hidup sebagai manusia dinyakan sangat singkat (ksanikasvabhava) bagaikan kerdipan kilat. Memang bila direanungka, seseungguhnya manusia hampir sangat jarang untuk merenungkan kembali, untuk apa tujuan penjelmaan kita ini, bagaimana kita seharusnya berbuat di dunia ini, benarkah kita nanti, apakah yang akan kita bahwa dan bagaimanakah kita di alam sana dan lain-lain, pernyataan akan muncul bagi mereka yang memiliki kepekaan untuk merenungkan kehidupan kembali.
Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,
Untuk usaha, ajaran agama Hindu memberikan bimbingan dan tuntunan seseorang berhasil meniti kehidupan di dunia ini termasuk bagaimana dia berperilaku menyingkapi dan mensiasati kehidupan yang dewasa ini sangat dirasakan kecendrungan pada material, sebagai dinyatakan dalam kitab-kitab Purana, bahwa era jaman Kali (Kaliyuga) orientasi manusia hanyalah pada materi dan kesenangan, yang tidak akan memberikan kebahagiaan yang sejati. Bila kita hanya mengejar kepuasan materi atau kesenangan duniawi belaka (kepuasan kama), maka penderitaanlah yang akan kita jumpai. Memuaskan Kama semata diibaratkan menyiram api yang sedang berkobar tidak dengan air, melainkan dengan bensin dan akibatnya adalah api semakin membesar yang mengakibatkan kehancuran. Agama Hindu mengamanatkan untuk mewujudkan kedamaian dalam kehidupan ini, karena di balik kedamaian yang sejati. Kebahagiaan yang sejati (Moksa) bukanlah khayalan, melainkan kenyataan yang dapat diwujudkan di dunia ini (melalui Samadhi) yang disebut dengan Jiwamukti.
Pendengar Umat Sedharma yang saya cintai,
Sangat banyak kita jumpai ajaran agam Hindu penujuk tentang pengendalian diri termasuk pula bagaimana menggunakan Viveka sehingga kita mampu menyingkapi perkembangan dunia ini. Ajaran tentang pengendalian diri dan Viveka ini dapat kita jumpai dalam kitab suci Veda, dalam berbagai kitab Upanisad, Ithiasa dan Purana termasuk pula dalam berbagai kitab Dharmasastra, Tantra dan lain-lain. Etika adalah bentuk pengendalian diri di dalam pergaulan hidup bersama. Manusia adalah homo sosius, makhluk berteman. Ia tidak dapat hidup sendirian, ia selalu bersama dengan orang lain. Manusia hanya dapat hidup dengan sebaik-baiknya dan akan mempunyai arti, apabila ia hidup bersama-sama manusia yang lain di dalam masyarakat. Tidak bergaul dengan sesama manusia lainya. Hanya dalam hidup bersama manusia akan dapat berkembangan dengan wajar. Hal ini merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari, bahwa sejak manusia dilahirkan sampai ia mati, selalu memerlukan bantuan orang lain untuk kesempurnaan hidupnya. Bantuan itu tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan rohaninya.Manusia sangat memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan dan tanggapan-tanggapan emosional yang sangat penting artinya bagi pergaulan dan kelangsungan hidupnya yang sehat. Semua kebutuhannya itu merupakan kebutuhan rohani hanya dapat ia perolah dalam hubungannya dengan manusia dalam masyarakat, Inilah kodrat manusia sebagai makhluk sosial karena manusia baru dapat disebut manusia dalam hubungannya dengan orang lain dan bukan dalam kesendiriannya.
Pendengar sedharma,
Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat untuk kita semua. Akhir kata;
Om Loka samastha sukhino bhawantu
Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM .
.
Senin, 31 Juli 2017
PENGENDALIAN DIRI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA
TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...
-
SEJARAH PURA SP. C (PURA SURYA BHUANA) NABIRE Desa bumi mulia, atau yang lebih di kenal dengan SP. C merupakan rentetan UPT dari SP.A dan ...
-
SEJARAH PURA SP. 2 (PURA PUJA TRI SAKTI) NABIRE Pada sekitar tahun 1982 merupakan tahun kedatangan warga transmigrasi UPT (Unit Pemukim...
-
SEJARAH PURA BATALYON (PURA GIRI WIRA BHAKTI) NABIRE Berdirinya suatu tempat ibadah, pasti memiliki cerita penyebab kenapa harus di ban...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar