Senin, 31 Juli 2017

MENGENDALIKAN AMARAH

.
OM SWASTYASTU, Om Avighnam Astu Namo Sidham, Om anobadrah kratavo yantu visvatah, (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala arah), Saudara pendengar umat Sedharma yang berbahagia, selamat pagi dan selamat berjumpa kembali dalam acara Santapan Rohani Agama Hindu RRI Nabire. Pertamatama marilah kita haturkan Puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang  Widhi Wasa (Tuhan yang Maha Esa), adapun tema pagi ini adalah “MENGENDALIKAN AMARAH”.

Saudara Sedharma yang saya cintai,
Sifat marah atau Krodha adalah bagian dari kehidupan kita, ia merupakan musuh yang ada di dalam diri kita yang harus dikendalikan. Dan sifat ini harus betulbetul kita kendalikan, apabila kita tidak ingin halhal buruk terjadi pada diri kita dan orang lain. Sering kita mendengar berita di TV, menbaca di Koran ataupun mungkin pernah melihat langsung orang yang tidak dapat mengendalikan sifat marahnya. Karena tidak bisa mengendalikan sifat marah ini, orang bisa membunuh orang lain, mencelakai orang lain, serta karena sifat marah ini pula, dia bisa mencelakai dirinya sendiri. Begitu juga orang yang sering marah akan mudah terserang penyakit seperti hipertensi, jantung dan bahkan mungkin stroke. Oleh sebab itu sifat ini harus dikendalikan.

Saudara Sedharma yang terkasih,
Di dalam Kitab Bhagawadgita. II. 63 dinyatakan:
Yang Artinya:
Dari amarah timbullah kebingungan, dari kebingungan hilanglah ingatan, dari hilang ingatan menghancurkan pikiran, dari kehancuran pikiran, maka ia musnah.

Pendengar Sedharma di manapun anda berada,
Dari Sloka ini jelaslah bahwa kita harus betulbetul mengendalikan sifat marah, yang ada di dalam diri kita, dan apabila kita tidak mau, maka kita akan mengalami kehancuran, karena bila pikiran dan ingatan sudah mengalami kehancuran, apa artinya kita hidup sebagai manusia?

Pendengar Sedharma,
Bila kita ingin mengendalikan sifat marah yang ada dalam diri kita, maka kita harus mengendalikan semua panca indra dan pikiran kita. Dan bagi orang yang keterikatan akan harta bendanya sangat kuat, maka hal yang paling sulit dilakukannnya adalah berdana Punya. Hal ini dinyatakan di dalam saracamuscaya 178180, bahwa di dunia ini tidak ada hal yang lebih sulit dilakukan daripada berdana punya (bersedekah). Umumnya orang sangat sayang akan harta kekayaannya karena mendapatkannya dengan susah payah.

Saudara sedharma,
Memang menabjubkan orang yang rela melepaskan segala hak miliknya, karena sesungguhnya ia sudah dapat melakukan hal yang amat sukar adanya. Karena pada umumnya hal itu adalah mustahil bagi kebanyakan orang, sebab memang sulit untuk meninggalkan sesuatu, apalagi yang belum diperoleh. Karena tidak berkeputusanlah kehausan kita terhadap yang kita idam–idamkan. Jika orang kaya menggembargemborkan diri telah bersedekah kepada orang miskin, hal itu tidak aneh, karena memang sudah menjadi fungsi (kegunaan) dari uang untuk dipunyakan / didermakan. Jika dipakai hal lain dari pada itu menderita kemiskinan namanya.

Pendengar Sedharma yang Berbahagia,
Orang yang tinggi ilmu bijaksanaannya, Seperti dijelaskan dalam Saracamuscaya Sloka 181 bahwa ia tidak sayang untuk mengorbankan harta benda, kekayaannya, walaupun nyawanya sekalipun apabila untuk kepentingan umum. Sebab ia sadar akan kekekalan jiwa dan ketidakkekalan benda, keadaan lahiriah ini. Oleh karena itu ia rela mati demi kepentingan umum. Dengan demikian yang harus diperbuat adalah, janganlah kikir dalam memberi dana punya, buatlah usaha untuk amal, pergunakanlah kekayaan untuk kesejahteraan. Karena sesungguhnya kewibawaan itu tidak akan berhenti menyertai kita apabila karmaphala yang menyebabkannya belum habis darinya berbuatlah baik selalu agar karmaphala yang baik tidak habis.

Saudara  sedharma yang berbahagia,
Di dalam kitab Saracamuscaya 184 dinyatakan juga Apakah gunanya harta kekayaan jika tidak didana punyakan dan dinikmati; demikian pula kesaktian tidak akan ada gunanya jika tidak digunakan mengalahkan musuh. Begitu juga ilmu pengetahuan tidak akan ada gunanya jika tidak dipakai untuk kesempurnaan terlaksananya tugas kewajiban. Begitu pula pengetahuan kebatinan tidak akan ada faedahnya jika tidak dipakai mengalahkan panca indera dan untuk mengusai sifat  sifat rajas dan tamah.

Saudara Sedharma yang saya banggakan,
Dari macam dana punya maka yang dinamai Abhayadana atau pemberian perlindunganlah yang nilainya lebih mulia dari segala pemberian lainnya. Berilah pertolongan kepada orang yang memerlukan itu akan lebih berfaedah dari pada memberikan sesuatu kepada orang yang tidak memerlukan, umpamanya saja memberikan segelas air putih kepada orang yang kehausan akan lebih bernilai dari pada memberikan emas kepada orang yang telah makmur. Dan janganlah memberikan pertolongan kepada orang jahat atau minta pertolongan kepada orang yang jahat. ini yang diajarkan di dalam Weda.

Pendengar Sedharma yang berbahagia,
Itulah makna dalam kehidupan ini yang penuh dengan berbagai cobaan, rintangan, hambatan, dan lain sebagainnya. Oleh karena itu  kita dapat mengendalikan amarah dengan menerapkan ajaran-ajaran Agama yang kita yakini. Dengan demikian kita dapat mengekang panca indra kita.

Pendengar Sedharma yang saya Cintai,
Demikian santapan rohani pagi ini yang dapat saya sampaikan, dan semoga di dalam aktivitas kita, kita dapat mengendalikan itu semua serta dapat bermanfaat bagi kita semua demi menjaga perdamaian di antara ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Akhir kata:
Om Loka Samasta Sukhino Bhawantu”
“Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH SANTIH  SANTIH  OM
..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA

  TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...