Senin, 31 Juli 2017

AWAL PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

.
Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namasidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala arah), Pendengar sedharma yang berbahagia, puja dan puji syukur kita haturkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena kita dapat berjumpa dalam acara Renungan Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun renungan kita dengan Tema AWAL PENCIPTAAN ALAM SEMESTA”.

Pendengar Umat Sedharma yang Saya Cintai, 
Dalam Bhagawad Gita III.10 dinyatkan bahwa Tuhan menciptakan alam ini berdasarkan Yadnya. Ini artinya Tuhan menciptakan alam ini dengan penuh kesucian dan sama sekali tidak ada pamerih apa-apa. Dalam Sloka Bhagawad Gita tersebut juga dinyatakan bahwa dengan Yadnya itu juga makhluk dapat hidup. Jadinya makhluk hidup itu dapat hidup dengan saling beryadnya.

Pendengar Sedharma,
Dalam Bhgawad Gita III.16 juga lebih ditegaskan lagi, barang siapa dalam hidupnya ini tidak ikut memutar Cakra Yadnya yang sifatnya timbal balik ini ia sesungguhnya hidupnya penuh dengan dosa. Kalau manusia dapat hidup dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, maka manusia itu wajib melakukan Yadnya pada tumbuh-tumbuhan dan hewan. Manusia dapat berbuat dalam bentuk pelestarian tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut. Bentuk pengabdian kepada tumbuh-tumbuhan dan hewan itu didasarkan pada sikap beryadnya. Beryadnya ini bukanlah semata-mata upacara Agama. Yadnya harus dilanjutkan dengan langkah nyata dalam perbuatan sehari-hari.

Pendengar sedharma dimanapun anda berada,
Nilai-nilai suci ajaran Weda seperti ajaran beryadnya, ini perlu ditanamkan kedalam lubuk hati sanubari umat Hindu yang meyakini ajaran tersebut. Untuk itu dipergunakan berbagai methode. Salah satu cara tersebut adalah dengan simbol-simbol yang didalam simbol itu penuh dengan muatan Tattwa Agama Hindu itu sendiri. Lewat simbol-simbol keagamaan itu ditanamkan secara sistematis nilai-nilai Tattwa yang terdapat dalam ajaran Agama Hindu. Kalau pemaknaan simbol-simbol itu dapat terserap dengan baik oleh umat, maka akan terjadi transpormasi sikap mental dan moral umat menuju kearah yang semakin mulia dalam hidup ini. Kalau simbol-simbol itu hanya diserap sebagai informasi bukan untuk tranformasi diri, maka ajaran yang terdapat dalam simbol-simbol itu hanya sebagai ilmu pengetauan belaka. Hal ini tidak akan banyak dapat memberi makna pada kehidupan beragama. Maka untuk menanamka nlai-nilai luhur ajaran Hindu kepada lubuk hati sanubari umatnya, Agama Hindu mengenal adanya empat bahasa. Ada yang melalui bahasa lisan, bahasa tulisan, bahsa isyarat dan bahasa mona. Mona artinya diam.

Umat Hindhu yang saya banggakan,
Simbol-simbol itu diam, namun di dalamnya terdapat banyak hal yang dapat diceritrakan mengenai Tattwa Agama Hindu. Itulah bahasa simbol. Bahasa Simbol itu misalnya Banten atau sering juga disebut sesaji sebagai sarana upacara Yadnya. Banten itu diam saja. Namun kalau ia dikupas dengan tepat, ia akan banyak berceritra tentang makna beragama Hindu ini. Disampin ada Banten yang memiliki makna yang sangat luas dan dalam, terdapat juga tempat pemujaan sebagai simbol Agama Hindu yang banyak memberikan kita informasi yang dalam tentang Tattwa dan Susila ajaran Hindu. Banyak juga simbol-simbol lainya yang berkaitan dengan Yadnya tsb.

Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,
Lima Unsur Penyucian Dalam Upacara Yadnya menurut, Suami Satya Narayana menyatakan, bahwa setiap Upacara Yadnya hendaknya memiliki lima unsur yang terpadu untuk membangun kesucian umat dalam melangsungkan Upacara Agama Hindu. Lima unsur tersebut adalah.
1. Mantra adalah unsur yang terpenting dari setiap upacara Yadnya. Mantra inilah yang akan dapat menyelesaikan suatu Upacara Yadnya. Tidak ada Upacara Yadnya yang disebut selesai kalau tidak diantarkan dengan suatu Mantra tertentu. Mantra itu berasal dari kata man  dan  tra . Kata man  asal  kata dari kata Mantra artinya pikiran atau manah. Sedangkan kata tra  artinya menyebrangkan. Jadinya Mantra adalah media audio yang sakral  dengan tujuan untuk menyebrangkan pikiran dari yang gelap menuju pikiran yang terang dan kuat. Pikiran yang terang dan kuat itu akan mampu mengendalikan gerak indria agar jangan sampai melekat pada objek-objeknya. Karena kalau pikiran yang dikuasai oleh indria apa lagi sampai melekat pada objek-objeknya, maka pikiran itu akan menjadi gelap. Pikiran yang gelap itu akan dapat menutup sinar suci Brahman dalam menyampaikan karunianya. Karena itu dianjurkan untuk berjapa mengulang-ulang.

Pendengar Umat Sedharma dimanapun berada,
Kedua yaitu, Tantra adalah kekuatan tenaga dalam yang dimiliki oleh manusia dengan mengaktifkan unsur Guna Sattwam, dengan kekuatan Guna Rajas. Kalau unsur Guna Sattwam yang aktif manusia akan memiliki kekuatan tenaga dalam yang maha hebat. Kekuatan tenaga dalam yang maha hebat itu adalah kasih sayang yang tulus ikhlas. Tidak ada yang lebih hebat dari kasih sayang yang disebut juga Prema Wahini, artinya kasih yang terus mengalir pada diri manusia. Karena itu Upacara Yadnya itu harus dilangsungkandengan kasih sayang yang terus mengalir dari hati yang tulus. Berikutnya, Yantra artinya alat atau sarana sebagai simbol untuk menvisualkan nilai-nilai Dharma dalam ajaran Agama Hindu. Simbol-simbol yang disebut Yantra itu seperti Bebanten, bangunan-bangun suci, gambar-gambar yang sakarl dll.

Umat Sedharma yang saya hormati,
Yang ke empat adalah: Yadnya artinya suatu perbuatan yang dilakukan karena didorongan oleh ketulus ikhlasan yang suci, Rela berkorban demi tujuan yang lebih mulai dan lebih suci. Dan yang terakhir yaitu Yoga; artinya tujuan akhir dari Upacara Agama Hindu, adalah mencapai kumonikasi yang intensif dengan kesucian Tuhan. Dengan hubungan yang intensif dengan kesucian Tuhan, itulah manusia akan dapat meningkatkan kualitas moralnya dan daya tahan mentalnya menghadapi godaan godaan hidup.

Pendengar Umat Sedharma yang Berbahagia,
Simbol-simbol dalam Upacara Yadnya umumnya akan memuat  lima unsur nilai untuk dipadukan dalam meningkatkan kesucian umat yang melangsungkan Upacara Yadnya itu. Dengan lima unsur tersebut dapat dipadukan berbagai potensi umat, baik Sang Yajamana, Sang Widia maupun sang Pandita pemuput upacara yadnya tersebut.

Pendengar Umat Sedharma Yang Saya Cintai
Berawal dari yadnya Tuhan itulah, maka alam beserta seisinya itu ada, dan oleh kerena itu, marilah kita untuk beryadnya sebagai ungkapan terimakasih kita kepada Sang Pencipta. Dan semoga apa yang saya sampaikan ini bermanfaat bagi kita semua. Serta semoga Sang Hyang Widhi senantiasa melindungi dan menganugrahkan kesehatan bagi kita semua untuk terus beryadnya yang tulus ikhlas. Akhir kata:
Om Lokasamasta sukhino bhawantu.
Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA

  TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...