Senin, 31 Juli 2017

MANUSIA MAHLUK SEMPURNA

…..
Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namasidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala arah), Pendengar sedharma yang berbahagia, puja dan puji syukur kita haturkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena kita dapat berjumpa dalam acara Renungan Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Dalam Tema kita malam ini yaitu MANUSIA MAHLUK SEMPURNA”.
Saudara Sedharma yang saya bangakan
Manusia adalah mahluk yang tertinggi, diantara mahluk-mahluk yang lainnya yang ada di dunia ini. Pertanyaannya, kenapa manusia dikatakan mahluk yang paling tinggi dan utama?, kita pasti paham, karena manusia di bekali lebih, diantara tumbuh-tumbuhan dan binatang. Karena manusia dapat bergerak, berbicara dan logika/berfikir. Maka dari itu kita sebagai manusia yang memiliki logika untuk berfikir, maka hendaknya kita harus dapat mengontrol segala aktivitas dan tingkah laku kita. Atau dalam agama Hindu dikenal dengan sebutan, Tri Kaya Parisudha. Tri kaya parisuda adalah ajaran mendasar bagi umat Hindu. Dan ajaran ini adalah tuntutan etika moral bagi setiap umat Hindu. Tri Kaya PariSudha mengandung arti tiga perbuatan yang harus disucikan.
Pendengar sedharma yang berbahagia,
Pada jaman kaliyuga seperti sekarang ini, manusia lebih mengutamakan untuk mengejar material dari pada spiritual, sehingga terjadi penurunan mental dan moral. Untuk itu Tri Kaya Parisuda perlu dihayati dan dilakukan serta mengangkat kembali untuk dijadikan pegangan dan pedoman dalam kita menjalani hidup ini. Sebenarnya tri kaya parisuda merupakan sebuah ajaran yang bersifat universal atau menyeluruh, karena ajaran ini mengajak kita agar selalu berpikir yang baik atau yang disebut (Manacika), berkata-kata atau berbicara yang baik yaitu (wacika), dan berbuat yang baik adalah (kayika).
Saudara sedharma,
Tri Kaya Parisuda bersama dengan konsep-konsep yang luhur lainnya, telah membentuk insan-insan dengan karakter atau sifat yang memenuhi persyaratan untuk dapat dipercaya dan diandalkan dalam kehidupan kita atau manusia dalam sehari-hari. Dalam kenyataan hidup yang serba matrialistik maka desakan serta hantaman dalam dunia kerja memaksa kita untuk berbuat yang merugikan orang lain, baik dari segi pikiran, perkataan dan perbuatan yang tidak sewajarnya. Serta tidak bisa kita pungkiri bahwasanya telah terjadi pergeseran moral dan mental yang cenderung mengejar kebutuhan-kebutuhan duniawi dengan menggunakan jalan pintas, dan akibatnya pembelajaran ke arah yang salah pada zaman yang lalu, sehingga menumbuhkan 'budaya' KKN yang sampai saat ini sulit kita hidari atau brantas. Disadari atau tidak, Tri Kaya Parisuda ternyata telah terpinggirkan oleh peruatan atau pemikiran tersebut. Pertanyaannya kenapa hal itu bisa terjadi. Bisa kita lihat bersama, Ini dapat dilihat dari pelajaran budi pekerti yang telah menghilang dari kurikulum di sekolah. Demikian juga dengan hilangnya kebiasaan memberi cerita. Seperti halnya cerita tantri sebagai pengantar tidur, seperti yang dilakukan generasi pendahulu kepada anak cucunya, yang sekarang nyaris tak pernah terdengar lagi.
Pendengar umat sedharma yang berbahagia.
Pembelajaran tersebut ternyata telah meniru cara-cara yang berlaku di zaman kolonial dalam pola hubungan vertikal antara penjajah Belanda, para raja (terutama di Jawa), dan rakyat indonesia. Jadi penekanan dari atas ke bawah terjadi represi atau penindasan dalam berbagai bentuk dan berjenjang, sementara dari bawah ke atas terjadi pemberian upeti dalam berbagai bentuk pula, hal itu juga terjadi secara berjenjang. sehingga pergeseran moral dan mental tersebut terjadi secara menyeluruh dan dari jaman ke jaman dan sampai saat ini hal itu masih terjadi. Saudara sedharma di manapun berada.
Cara berpikir dibentuk oleh pembelajaran dan pengalaman di masa lalu, berkembang menjadi pola-pola tertentu yang kemudian tertanam dalam pikiran bawah sadar. Inilah yang disebut sikap dasar/sikap intrinsik atau mind-set pemahaman simpelnya adalah pola pikir. Sikap dasar/cara berpikir ini menentukan kecenderungan pola seseorang dalam berkata-kata maupun berbuat. Jadi, dalam konsep Tri Kaya Parisuda, berpikir yang baik (Manacika) merupakan komponen yang paling penting dan bersifat paling sentral yaitu yang paling utama.
Para pendengar  dan umat sedharma.
Sekarang banyak pemimpin, terutama pemimpin yang menghendaki terjadinya perubahan ke arah yang positif, serta mendorong berbagai upaya untuk mengubah mind-set dan pola pikir manusia ke arah yang lebih baik. Mereka sangat sepakat dengan kaidah yang dilontarkan oleh William James, seorang psikolog terkemuka dari Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa revolusi terbesar generasi sekarang adalah bahwa manusia dapat mengubah aspek ekstrinsik kehidupannya dengan mengubah sikap intrinsik alam pikirannya. Artinya bila seseorang ingin mengubah kehidupannya (misalnya dari menderita menjadi bahagia, dari gagal menjadi sukses, bahkan dari miskin menjadi makmur atau kaya, dan lain sebagainya), ia harus mulai dengan mengubah cara-cara berpikir yang telah tertanam dalam pikiran bawah sadarnya. Pemanfaatan teknik-teknik dan metode terbaru yang telah membuahkan perubahan-perubahan dan bermakna dalam skala yang lebih luas, telah menggugah keberanian William James untuk menyebut perubahan tersebut sebagai revolusi terbesar generasi sekarang. Saudara sedharma yang saya cintai.
Berpikir yang baik menurut kacamata lama, mungkin terbatas pada pengertian seperti berpikir positif, berpikir jernih, bebas dari pikiran kotor, dengki, sirik, dendam, marah dan lain sebagainya. Sekarang, cakupan pengertian tersebut mungkin sudah harus diperluas dengan hal-hal yang berkembang, seiring dengan perkembangan zaman. Pertama, berpikir dari sudut pandang yang berbeda-beda yang dapat memperluas cara pandang seseorang. Kedua, berpikir berdasarkan fakta menggunakan hukum sebab akibat yang dapat meningkatkan kemampuan dalam melihat berbagai situasi serta memperkirakan berbagai kemungkinan. Ketiga, berpikir secara lateral/kolateral yang dapat mengembangkan kreativitas/daya cipta. Keempat, berpikir bahwa setiap orang diberi anugerah oleh-Nya berupa potensi yang sama, untuk menjadi apa pun yang mereka benar-benar inginkan di kemudian hari. Kelima, berpikir bahwa di dalam pikiran bawah sadar, tersimpan nalar supra atau inteligensia kreatif yang dapat membantu setiap orang mewujudkan cita-citanya. Demikian jelas bahwasanya keutamaan dan kelebihan manusia dalam berfikir, sehingga kita sebagai manusia hendaknya dapat memanfaatkan hal tersebut untuk membuat sebuah tali persaudaraan dan perdamaian serta memelihara alam sejagat raya ini agar kita manusia yang memeliki kelebihan dibandingkan makluk hidup yang ada di dunia ini dapat menjalankan ajaran-ajaran agama.
Pendengar umat sedharma yang saya cintai.
Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan malam ini, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kehidupan kita semua, akhir kata;
Om Loka Samasta sukhino bhawantu”
“Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”
Om Santih, Santih, Santih Om
…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA

  TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...