.
Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namasidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala arah), Pendengar sedharma yang berbahagia, puja dan puji syukur kita haturkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena kita dapat berjumpa kembali dalam acara Renungan Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun Renungan kita malam ini dengan Tema PLURALISME”
Pendengar Sedharma yang Saya Cintai,
"Biasanya orang jahat berkumpul dengan orang jahat membentuk suatu kelompok agar lebih berani dan orang baik hanya berkumpul sekali-kali untuk kemudian hilang" inilah kata yang pertama kali keluar dari mulut beliau begitu membuka percakapan kali ini dan beliau sangat terkesan dengan doa yang dilantunkan dari ke-4 agama, karena batasan-batasan sekat-sekat agama tidak ada disini. Juga memuji keasrian dan bangunan Agama yang natural. Pendengar Umat Sedharma yang saya bangakan,
India adalah negara yang sekuler, toleransi yang kuat dan menerima perbedaan sebagai keberadaan Sang Pencipta. Jika setiap agama di dunia menerima kebenaran agama lain, maka masalah di dunia ini tak akan ada masalah. Karena setiap agama memiliki esensi yang sama, hanya ritualnya saja berbeda. Dan yang terjadi di Indonesia sekarang ini kebanyakan adalah mempermasalahkan perbedaan-perbedaan kulit itu saja dan tidak pernah mau melihat kesamaan-kesamaan dari esensi yang satu adanya. Sehingga banyak permasalahan-permasalahan timbul karena ketidak pahaman dan kesadaran rendah mengenai ritual dari kalangan masyarakat bawah. Padahal tujuan ritual itu sendiri adalah menjadikan diri kita selalu mengingat-Nya dalam arti kata menjadikan spiritual sebagai gaya hidup.
Pendengar Sedharma yang Berbahagia,
Begitu juga dengan para elite atas dan para ulama-ulama dari masing-masing agama selalu berusaha menonjolkan kehebatan agamanya masing-masing agar tidak kehilangan umat. Yang terjadi adalah kwantitas lebih dipentingkan daripada kwalitas itu sendiri.
Pendengar Sedharma,
Munculnya buku-buku suci, bukan hanya untuk satu agama saja, melainkan untuk seluruh umat manusia, sehingga buku-buku suci atau kitab-kitab suci bersifat universal. Kebudayaan India merupakan asimilasi dari berbagai kebudayaan-kebudayaan besar yang pernah lahir di Dunia. Dan kebudayaan India muncul dari Weda yang bukan hanya sebagai kitab suci, karena Weda adalah ilmu pengetahuan Semesta. Dari Weda pula muncul berbagai aliran dan kebudayaan, berdasar hal itulah di India menjadi sekuler country yang memiliki banyak culture dan hal ini tidak menimbulkan pertentangan seperti yang terjadi di Indonesia. Karena masyarakat masa depan adalah masyarakat multi culture dari berbagai negara, berbagai kebudayaan dan satu kemanusiaan. Pendengar Sedharma dimanapun Anda berada,
Indiapun memiliki objek-objek wisata yang dibangun oleh orang-orang yang beragama Islam seperti Taj Mahal dan lain-lain. Tetapi India tidak mempermasalahkan hal itu. Tidak seperti yang terjadi di Indonesia yang mana Candi Borobudur hanya dijadikan objek dan bahkan pernah di Bom karena merasa peninggalan leluhur sendiri dirasa tidak seagama dengan dirinya. Pendengar Sedharma,
Menurut Sanskrit, diri kitapun harus menjadi pendeta bagi dirinya sendiri, karena pendita berarti adalah orang yang mengetahui kesalahan-kesalahan diri sendiri. Dan sebagai orang yang beragama harus selalu koreksi diri sendiri. Dan harus legowo dengan kritikan orang lain, sehingga manusia akan menjadi bebas atau mokhsa dalam hidup ini. Bukan mokhsa yang dipikirkan bahwa akan hilang jasadnya bila ajal menjemput, tapi moksha dalam arti yang sebenarnya adalah bebas dari pikiran-pikiran yang membelenggu dan bebas menerima segala masukan dari siapa saja.
Pendengar Sedharma yang berbahagia,
Modernisasi jangan sampai menjadi budak perasaan, seperti contoh bila kita membeli mobil baru, kita merasa sudah keren dan cakep dan semua cewek pasti akan melirik kita. Bila kita memakai jas, kita sudah merasa paling penting dan paling modern. Bila kita sudah menjadi wakil rakyat kita merasa menjadi orang yang paling dihormati, dan sebagainya. Padahal modernisasi bukanlah hal-hal semacam itu, tetapi modernisasi adalah pikiran yang sudah terbuka, keterbukaan pikiran dari ide-ide lain, dan tidak seperti katak dalam tempurung.
Pendengar Sedharma,
Perasaan-perasaan yang timbul dalam diri manusia apabila tidak terkendali, akan sangat mengganggu keharmonisan semesta, karena pada saat manusia berfikir dialah pengendali semesta, maka manusia akan kecewa dan sakit. Saat Tsunami datang manusia akan shock karena selama ini yang ada dalam pikirannya, manusialah center dari semesta, bukan sebaliknya. Pendengar Sedharma dimanapun Anda berada,
Untuk menuntun manusia dari pikiran-pikiran yang mengganggu, inilah maka kehadiran seorang guru sangat penting. Di India seorang guru, bila memberikan pelajaran kepada murid, yang pertama kali dilakukan adalah membersihkan egonya dahulu. Setelah mengosongkan egonya baru sang guru akan memberikan ajarannya dan membuka mata spiritualnya, sehingga Sang keberadaan akan menuntun dengan sendirinya. Dan bagi murid, yang sangat perlu diperhatikan adalah reseptivitas diri akan menuntun jiwanya untuk bertemu dengan siapa saja dan menjadikan setiap makhluk sebagai guru dalam perjalanan spiritual. Sesungguhnya Sad Guru yang satu itu hanyalah Dia (TYME) .
Pendengar Sedharma,
Mengenai suka dan duka penyebab utamanya adalah dari pikiran itu sendiri, yang datang dari indria manusia, dan juga suka duka yang ditimbulkan oleh lingkungan manusia dan juga suka duka yang timbul karena alam seperti Tsunami, gunung meletus dan lain-lain. Sehingga manusia dalam hidupnya harus sadar akan keharmonisan alam semesta ini dan menjadi sahabat dengan lingkungan, barulah akan tercipta external dan internal peace. Pendengar Sedharma yang berbahagia,
Semangat yang ada dalam mencari kebenaran tidak boleh putus, karena saat ini banyak orang sembahyang karena merasa takut dengan kekuatan alam, sehingga menjadi ketakutan. Jarang ada orang sembahyang tanpa rasa takut melainkan rindu kepada Sang Pencipta. dan Semoga kita semua adalah salah satu dari pencinta Tuhan
Pendengar Sedharma Yang Saya Cintai,
Demikian yang dapat saya sampaikan, kiranya bermanfaat bagi kita semua demi terciptanya kesejahtraan dan kedamaian manusia serta meningkatnya kebudaya manusia. Serta semoga Sang Hyang Widhi senantiasa melindungi dan menganugrahkan kesehatan bagi kita semua. Dan saya atas nama PHDI Kab. Nabire mengucapkan selamat Tahun Baru Saka 1936, semoga dapat member berkah kedamaian dan kebahagiaan untuk kita semua Akhir kata;
Om Lokasamasta sukhino bhawantu.
Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM .
Senin, 31 Juli 2017
PLURALISME
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA
TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...
-
SEJARAH PURA SP. C (PURA SURYA BHUANA) NABIRE Desa bumi mulia, atau yang lebih di kenal dengan SP. C merupakan rentetan UPT dari SP.A dan ...
-
SEJARAH PURA SP. 2 (PURA PUJA TRI SAKTI) NABIRE Pada sekitar tahun 1982 merupakan tahun kedatangan warga transmigrasi UPT (Unit Pemukim...
-
SEJARAH PURA BATALYON (PURA GIRI WIRA BHAKTI) NABIRE Berdirinya suatu tempat ibadah, pasti memiliki cerita penyebab kenapa harus di ban...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar