Kamis, 20 Januari 2022

PENGENDALIAN DIRI

 PENGENDALIAN DIRI


Om Swastyastu, Om Avighnam Astu Namo Sidham, Om anobadrah kratavo yantu visvatah, (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala arah) Pendengar umat Sedharma yang berbahagia dimanapun anda berada, Puja dan puji syukur patut kita haturkan kehadapan Ida Sang Hyang  Widhi Wasa (TYME), karena atas segala Asung Kerta Wara Nugraha-Nya kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk Berbagi ajaran Beliau, dalam melalui proses evaluasi dan insptropeksi diri serta pengendalian diri kita menyongsong kehidupan yang lebih baik di tahun 2021. Dengan demikian maka Tema santapan rohani kita ini tentang PENGENDALIAN DIRI

Pendengar Sedharma yang saya banggakan,

Dalam kita beragama, kita tidak lepas dari  larangan dan tuntunan dari kitab Suci yang kita pedomani sebagai Sabda Tuhan (Weda) yang diturunkan oleh Sanghyang Widhi Wasa. Tuntunan ini berlaku umum kepada setiap manusia yang percaya akan Tuhan ini, baik kaum Brahmana/rohaniawan, ksatriya/pemimpin, kaum waisya/ pedagang/ pengusaha/ dan kaum sudra/ masyarakat kebanyakan, dengan demikain tidak ada hak atau perlakuan khusus bagi mereka yang memiliki kekuasaan dipemerintahan. Salah satu arahan dalam kitab suci yang harus kita pedomani bersama adalah DASA YAMA BRATA, yaitu sepuluh pengendalian diri yang harus kita lakukan.

Saudara Pendengar Sedharma dimanapun berada,

Ajaran agama Hindu menekankan pengendalian diri, karena bila tidak mengendalikan diri, maka nafsu – nafsu untuk berbuat jahat atau tidak baik akan mendominasi pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Oleh karena itu Pengendalian diri ini sangat penting kita lakukan, agar kita lebih merasakan bagaimana seharusnya melaksanakan prilaku manusia yang memiliki sifat kedewataan, dan hal ini yang akan mendorong kita ke sebuah kedamaian dan kebahagiaan yang abadi.

Saudara Pendengar Umat Sedharma,

Kita semua pasti ingin mengharapkan sorga atau bahkan moksa, tapi untuk mencapai tingkat ini kita harus melaksanakan Pengendalian diri dengan sebaik mungkin agar kita tidak terjebak dalam kesenangan duniawian.

Pendengar Umat Sedharma yang saya cintai,

Dasa Yama Brata atau sepuluh pengendalian diri ini yang pertama yaitu ANRSAMSA yang artinya tidak kejam. Mampukah kita tidak kejam terhadap orang lain/makluk lain dan diri kita sendiri? Mengendalikan diri untuk tidak kejam terhadap orang lain, makluk lain bukanlah hal yang mudah, kita betul – betul harus mengendalikan pikiran, perkataan dan tingkah laku kita agar tidak menyakiti orang lain.

Pendengar Umat sedharma di manpun anda berada,

Pengendalian yang kedua disebut KSAMA artinya pemaaf. Menjadi orang yang pemaaf bukanlah hal mudah, perlu kesabaran dan keiklasan yang luar biasa dari dalam hati nurani kita. Bagi yang memiliki tingkat emosi yang labil tentu pengendalikan tahap KSAMA ini adalah ujian yang sangat berat.

Sering Pendengar sedharma yang saya cintai,

Pengendalian diri yang ketiga disebut SATYA maksudnya kita harus mampu bersikap jujur, setia dan selalu memegang kebenaran. Jaman Kali Yuga dimana ketidakbenaran merajalela dan kita dituntut untuk tetap jujur, setia dan selalu berpegang pada kebenaran, karena hal inilah yang akan membuat kita bisa dipercaya orang lain, dan inilah kekayaan terbesar yang akan mengantarkan kita pada kebenaran yang sesungguhnya.

Pendengar sedharma yang saya bangakan,

Dasa Yama Brata yang Keempat adalah, kita dituntut untuk tidak menyakiti atau membunuh secara sembarangan yang di dalam bahasa Sansekerta disebut AHIMSA. Walaupun manusia tiap hari melakukan pembunuhan tentu harus dipilah dan dipilih kapan pembunuhan itu bisa dilakukan. Di dalam ajaran agama Hindu disebutkan ada pembunuhan yang diperbolehkan, yaitu membunuh untuk upacara yadnya, membunuh untuk menghormati tamu, misalnya bila ada tamu kita memotong ayam, membunuh untuk kebutuhan hidup, kita perlu ikan/lauk untuk makan kita membunuh ikan, ayam ataupun yang lain, seperti membunuh untuk membela, yaitu menyelamatkan jiwa kita, misalnya membunuh nyamuk yang menggigit dan lainnya, inilah pembunuhan yang diperbolehkan.

Saudara pendengar yang berbahagia,

Yang kelima disebut DAMA artinya kita harus mampu mengendalikan hawa nafsu atau keinginan, karena hawa nafsu bila tidak dikendalikan, tidak direm – rem kemauannya, maka seluruh isi dunia ini tidak cukup untuk memenuhi keinginan satu orang manusia yang keinginannya terus menerus muncul dan tidak pernah terpuaskan oleh benda – benda di dunia ini.

Pendengar sedharma, Pengendalian yang keenam disebut ARJAWA yang artinya teguh pendirian dalam mempertahankan kebenaran. Kita dituntut untuk konsiten dengan apa yang telah kita ucapkan. Apalagi bagi para pemimpin harus memegang prinsip ini bila ingin dipercaya rakyatnya. Oleh karena itu, seorang pemimpin janganlah senang obral janji kosong, jangan senang menjanjikan sesuatu yang tidak masuk akal yang tidak mungkin terealisasikan.

Pendengar sedharma yang saya hormati,

Pengendalian yang ketujuh disebut PRITI atau welas asih atau kasih sayang sesama makluk. Sikap inilah yang harus kita bangun dan tanamkan didalam hati, pikiran dan kita wujudkan dalam ucapan serta tindakan. Tidak perlu kita bertengkar karena perbedaan pandangan, perbedaan baju, perbedaan kulit, maupun perbedaan yang lain. Dalam Weda mengajarkan tentang,”Vasu daiva kutum Bakam” yaitu bahwa semua makluk adalah bersaudara. Sifat welas asih inilah yang harus kita pupuk bersama untuk mencapai keharmonisan dan kebahagiaan dalam kehidupan kita ini.

Pendengar umat sedharma yang saya cintai,

Yang kedelapan kita diharapkan mampu berpikir jernih dalam pergaulan hidup atau yang disebut PRASADA, kita tidak boleh berprasangka buruk terhadap orang lain, karena penilaian kita terhadap orang lain adalah cerminan tentang diri kita yang sesungguhnya.

Berikutnya yang kesembilan, kita harus ramah tamah atau disebut MADHURYA. Ramah tamah ini sangat penting kaitannya dengan hubungan sosial di masyarakat baik diorganisasi maupun kelompok sosial lainnya. Kita hendaknya tidak bersikap kasar terhadap sesama dan belajarlah selalu berbuat baik terhadap siapa saja.

Pendengar yang berbahagia,

Yang terakhir kita dituntut untuk bersikap lemah lembut atau yang disebut MARDAWA. Bersikap lemah lembut ini sangat baik, karena biasanya orang yang lemah lembut akan disukai oleh teman – temannya. Untuk itu marilah kita selalu bersikap baik dan ramah tamah terhadap sesama umat manusia.

Pendengar sedharma yang saya banggakan,

Demikian yang dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. akhir kata; “Om Loka Samasta Sukhino Bhawantu”

“Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”

OM SANTIH SANTIH  SANTIH  OM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA

  TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...