PENGENDALIAN DIRI
Om Swastyastu, Om Avighnam Astu Namo Sidham,
Om anobadrah kratavo yantu visvatah, (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari
segala arah) Pendengar umat Sedharma yang berbahagia dimanapun anda
berada, Puja dan puji syukur patut kita haturkan kehadapan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa (TYME), karena
atas segala Asung Kerta Wara Nugraha-Nya kita masih diberikan kesehatan dan
kesempatan untuk Berbagi ajaran Beliau, dalam melalui proses evaluasi dan
insptropeksi diri serta pengendalian diri kita menyongsong kehidupan yang lebih
baik di tahun 2021. Dengan demikian maka Tema santapan rohani kita ini tentang “PENGENDALIAN DIRI”
Pendengar Sedharma yang saya banggakan,
Dalam kita
beragama, kita tidak lepas dari larangan
dan tuntunan dari kitab Suci yang kita pedomani sebagai Sabda Tuhan (Weda) yang
diturunkan oleh Sanghyang Widhi Wasa. Tuntunan ini berlaku umum kepada setiap
manusia yang percaya akan Tuhan ini, baik kaum Brahmana/rohaniawan,
ksatriya/pemimpin, kaum waisya/ pedagang/ pengusaha/ dan kaum sudra/ masyarakat
kebanyakan, dengan demikain tidak ada hak atau perlakuan khusus bagi mereka
yang memiliki kekuasaan dipemerintahan. Salah satu arahan dalam kitab suci yang
harus kita pedomani bersama adalah DASA YAMA BRATA, yaitu sepuluh pengendalian
diri yang harus kita lakukan.
Saudara Pendengar Sedharma dimanapun berada,
Ajaran agama
Hindu menekankan pengendalian diri, karena bila tidak mengendalikan diri, maka
nafsu – nafsu untuk berbuat jahat atau tidak baik akan mendominasi pikiran,
perkataan dan perbuatan kita. Oleh karena itu Pengendalian diri ini sangat
penting kita lakukan, agar kita lebih merasakan bagaimana seharusnya
melaksanakan prilaku manusia yang memiliki sifat kedewataan, dan hal ini yang
akan mendorong kita ke sebuah kedamaian dan kebahagiaan yang abadi.
Saudara Pendengar Umat Sedharma,
Kita semua pasti
ingin mengharapkan sorga atau bahkan moksa, tapi untuk mencapai tingkat ini
kita harus melaksanakan Pengendalian diri dengan sebaik mungkin agar kita tidak
terjebak dalam kesenangan duniawian.
Pendengar Umat Sedharma yang saya cintai,
Dasa Yama Brata
atau sepuluh pengendalian diri ini yang pertama yaitu ANRSAMSA yang artinya
tidak kejam. Mampukah kita tidak kejam terhadap orang lain/makluk lain dan diri
kita sendiri? Mengendalikan diri untuk tidak kejam terhadap orang lain, makluk
lain bukanlah hal yang mudah, kita betul – betul harus mengendalikan pikiran,
perkataan dan tingkah laku kita agar tidak menyakiti orang lain.
Pendengar Umat sedharma di manpun anda
berada,
Pengendalian
yang kedua disebut KSAMA artinya pemaaf. Menjadi orang yang pemaaf bukanlah hal
mudah, perlu kesabaran dan keiklasan yang luar biasa dari dalam hati nurani
kita. Bagi yang memiliki tingkat emosi yang labil tentu pengendalikan tahap KSAMA
ini adalah ujian yang sangat berat.
Sering Pendengar sedharma yang
saya cintai,
Pengendalian diri yang ketiga disebut SATYA
maksudnya kita harus mampu bersikap jujur, setia dan selalu memegang kebenaran.
Jaman Kali Yuga dimana ketidakbenaran merajalela dan kita dituntut untuk tetap
jujur, setia dan selalu berpegang pada kebenaran, karena hal inilah yang akan
membuat kita bisa dipercaya orang lain, dan inilah kekayaan terbesar yang akan
mengantarkan kita pada kebenaran yang sesungguhnya.
Pendengar sedharma yang saya bangakan,
Dasa Yama Brata
yang Keempat adalah, kita dituntut untuk tidak menyakiti atau membunuh secara
sembarangan yang di dalam bahasa Sansekerta disebut AHIMSA. Walaupun manusia
tiap hari melakukan pembunuhan tentu harus dipilah dan dipilih kapan pembunuhan
itu bisa dilakukan. Di dalam ajaran agama Hindu disebutkan ada pembunuhan yang
diperbolehkan, yaitu membunuh untuk upacara yadnya, membunuh untuk menghormati
tamu, misalnya bila ada tamu kita memotong ayam, membunuh untuk kebutuhan
hidup, kita perlu ikan/lauk untuk makan kita membunuh ikan, ayam ataupun yang
lain, seperti membunuh untuk membela, yaitu menyelamatkan jiwa kita, misalnya
membunuh nyamuk yang menggigit dan lainnya, inilah pembunuhan yang
diperbolehkan.
Saudara pendengar yang berbahagia,
Yang kelima
disebut DAMA artinya kita harus mampu mengendalikan hawa nafsu atau keinginan,
karena hawa nafsu bila tidak dikendalikan, tidak direm – rem kemauannya, maka
seluruh isi dunia ini tidak cukup untuk memenuhi keinginan satu orang manusia
yang keinginannya terus menerus muncul dan tidak pernah terpuaskan oleh benda –
benda di dunia ini.
Pendengar sedharma, Pengendalian yang
keenam disebut ARJAWA yang artinya teguh pendirian dalam mempertahankan
kebenaran. Kita dituntut untuk konsiten dengan apa yang telah kita ucapkan.
Apalagi bagi para pemimpin harus memegang prinsip ini bila ingin dipercaya
rakyatnya. Oleh karena itu, seorang pemimpin janganlah senang obral janji
kosong, jangan senang menjanjikan sesuatu yang tidak masuk akal yang tidak
mungkin terealisasikan.
Pendengar sedharma yang saya hormati,
Pengendalian
yang ketujuh disebut PRITI atau welas asih atau kasih sayang sesama makluk.
Sikap inilah yang harus kita bangun dan tanamkan didalam hati, pikiran dan kita
wujudkan dalam ucapan serta tindakan. Tidak perlu kita bertengkar karena
perbedaan pandangan, perbedaan baju, perbedaan kulit, maupun perbedaan yang
lain. Dalam Weda mengajarkan tentang,”Vasu
daiva kutum Bakam” yaitu bahwa semua makluk adalah bersaudara. Sifat welas
asih inilah yang harus kita pupuk bersama untuk mencapai keharmonisan dan
kebahagiaan dalam kehidupan kita ini.
Pendengar umat sedharma yang saya cintai,
Yang kedelapan kita
diharapkan mampu berpikir jernih dalam pergaulan hidup atau yang disebut
PRASADA, kita tidak boleh berprasangka buruk terhadap orang lain, karena
penilaian kita terhadap orang lain adalah cerminan tentang diri kita yang
sesungguhnya.
Berikutnya yang kesembilan,
kita harus ramah tamah atau disebut MADHURYA. Ramah tamah ini sangat penting
kaitannya dengan hubungan sosial di masyarakat baik diorganisasi maupun
kelompok sosial lainnya. Kita hendaknya tidak bersikap kasar terhadap sesama
dan belajarlah selalu berbuat baik terhadap siapa saja.
Pendengar yang berbahagia,
Yang terakhir
kita dituntut untuk bersikap lemah lembut atau yang disebut MARDAWA. Bersikap
lemah lembut ini sangat baik, karena biasanya orang yang lemah lembut akan
disukai oleh teman – temannya. Untuk itu marilah kita selalu bersikap baik dan
ramah tamah terhadap sesama umat manusia.
Pendengar sedharma yang saya banggakan,
Demikian yang
dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. akhir kata; “Om Loka Samasta Sukhino Bhawantu”
“Ya Tuhan Semoga
seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH
SANTIH SANTIH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar