Kamis, 20 Januari 2022

CATUR GURU

 CATUR GURU


Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namasidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (Ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala arah), Pendengar sedharma yang berbahagia, puja dan puji syukur kita haturkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena kita dapat berjumpa dalam acara Santapan Rohani Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun Tema kita pagi ini adalah tentang “CATUR GURU

 

Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,

Catur guru atau empat guru dalam kehidupan manusia, dalam bahasa sansekerta artinya empat penuntun yang mengemban tugas berat, tetapi mulia dan harus kita hormati sehari-hari. Dalam pemahaman bersama, guru adalah yang menghantarkan kita kepada sebuah kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian, baik dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat, di dalam keluarga, serta kedamaian dan kebahagiaan lahir batin dunia akhirat (setelah meninggal). Sehingga dengan demikian di dalam kita berguru hendaknya kita harus dapat menunjukkan sikap Guru bhakti yaitu dengan menunjukan sikap bhakti, hormat, setia, dan tunduk kepada guru, dengan cara tidak boleh duduk berhadapan-hadapan dengan guru, tidak boleh memutus pembicaraan guru, harus menurut apa yang diucapkan guru, bila melihat guru berjalan kita hendaknya berjalan di belakangnya dan tidak boleh mendahuluinya, bila kita berbicara dengan guru hendaknya pula kita tidak boleh menengok ke kanan ke kiri atau ke belakang melainkan kita harus memandang beliau serta mendengarkan dengan fokus. Sebenarnya itulah yang seharusnya kita dapat perbuat agar kita sebagai manusia yang serba kurang dan harus mencari sendiri berbagai kelebihan, baik ilmu pemgalaman, wawasan serta keterampilan dan bahkan harta kekayaan, maka itulah awal dari semuanya untuk kita mendapatkan dan memilikinya itu semua. Sehingga apa bila kita mendapatkan sesuatu dengan jalan yang baik, maka hasilnyapun akan jauh lebih baik dari apa yang kita inginkan.       

 

Pendengar Umat Sedharma yang Saya Cintai,

Itulah perilaku dan sifat yang harus kita terapkan dalam menuntut ilmu serta sikap kepada guru (catru guru). Dalam agama Hindu dikenal dengan istilah catur guru itu merupakan pembagian posisi serta peran dan fungsi di dalam struktur masyarakat, sehingga di dalam tatanan masyarakat ada poin-poin penting yang tidak boleh kita lupakan perannya yang telah mendorong dan mengajarkan kita sebagai manusia yang bermoral dan bermartabat, serta berguna bagi nusa dan bangsa. Itulah arti yang sebenarnya kenapa kita harus belajar, belajar dan belajar.

Pendengar Umat Sedharma yang Berbahagia

Catur guru dalam ajaran agama Hindu atara lain: Guru Swadyaya, Guru Rupaka, Guru Pengajian dan Guru Wisesa. Begitu juga artinya, Guru Swadyaya adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan yang Maga Esa, Guru Rupaka adalah kedua orang tua kita di rumah, Guru Pengajian adalah Guru kita di sekolah dan yang terakhir adalah Guru Wisesa adalah guru di masyarakat, antara lain masayakat di lingkungan kita atau masayarakat dalam artian luas yaitu penjabat publik atau pemerintah yang berperan banyak terhadap kesejahteraan dan ketentraman untuk masyarakatnya.   

Pendengar Umat Sedharma dimanapun berada

Guru Swadyaya atau Guru Sejati yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan yang Maga Esa. Seperti yang saya sampaikan di atas, bahwasanya guru adalah penuntun/pemimpin kita yang mempunyai tugas berat. Sedangkan swadyaya adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan yang Maga Esa. Jadi guru swadyaya ialah Ia yang menciptakan, memelihara, dan mengendalikan dunia beserta dengan segala isinya yang ada di alam ini. Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan yang Maga Esa adalah merupakan guru yang sejati dari sekalian alam. Jadi semua yang ada di alam yang nyata ini (skala), maupun yang tidak nyata (niskala), dari makluk yang paling dungu sampai makluk yang paling pintar seperti manusia, mereka mengangap bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan yang Maga Esa adalam pembimbing tunggal yang tidak ada bandingannya. Karena beliaulah yang menguasai atas segala-galanya, bahkan beliau berkeadaan sangat utama mengatasi yang ada, yang tiada dan aka nada, singkatnya beliau bekedudukan melebihi semuanya, dalam Bagawadgita adiyaya X sloka 24 disebutkan :

“Di antara pendeta, O, Arjuna, Aku adalah kepalanya yaitu Brhaspati,

di antara Jedral Aku adalah Skanda, di antara Danu Aku adalah Samudra”       

Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia

Guru yang kedua adalah Guru rupaka (guru reka). Seperti yang saya sampaikan di awal tadi, bahwasanya tiada lain guru rupaka adalah orang tua kita di rumah yaitu ayah dan ibu. Beliau berdua sangat besar sekali jasanya, memelihara kita sejak dalam kandungan sampau mampu untuk berdiri sendiri, serta berkat adanya ayah dan ibu sehingga kita ada. Dari susah payahnya kedua orang tua kita terutama ibuk yang telah mengandung kita selama Sembilan bulan dan penuh dengan resiko dan saat melahirkan ibarat ajalnya kita antara mati atau akan hidup, sehingga sampai kita dapat dewsa dan dapat hidup mandiri, dengan demikian itulah beratnya tangungjawab orang tua terhadap kita, sehingga oleh karena itu, jasa orang tua kita sagat besar sekali, maka kita sebagai anak tunjukanlah sikap yang sebaik mungkin agar beban kedua orang tua kita dapat dirasakan semakin ringan. Oleh karena itu kita sebagai anak harus dapat membalas budi dan jasa kepada ornag tua walau kita tidak akan mampu menukar (membalas) itu semuanya, tetapi setidaknya kita dapat membahadiakan kedua orang tua kita.

Pendengar Umat Sedharma Yang Saya Cintai

Berikutnya adalah guru pengajian, adau dalam artian umum adalah guru kita di sekolah, guru kita di sekolah patut kita haormati dan hargai, karena beliaulah kita dapat membaca, menulis serta berhitung dan lain sebagainnya, sehingga patutlah kita mengargai dan hormati pula, kerna jasa jasa beliau telah dapat merubah kita dari yang tidak tau menjadi tahu, dari yang buruk menjadi baik dan dari yang salah menjadi benar, sehingga kita dapat tumbuh dewasa seperti saat ini, walau kadang seornag huru harus mencubit, menjewer dan sampai menghukum kita saat di sekolah itu merupakan semata-mata agar kita menjadi orna gyang berguna, seperti dalam peribahasa ”di ujung rotan ada emas” walau kita harus di pukul rotan itu juga merupakan salah satu bentuk pendidikan agar kita dapat menjadi orang yang sukses.  

Pendengar Umat Sedharma

Guru yang terakir adalah guru wisesa atau guru dalam lingkungan masyarakat. Yaitu meraka yang memiliki tugas mulia untuk mensejahterakan dan membuat suasana menjadi tentram serta aman, merekalah yang patut kita hormati dan hargai, karena dari jasanya mereka dapat berbuat yang terbaik untuk kita semua, tetapi yang perlu di ingat adalah seorang pemimpin (guru wisesa) haruslah dapat bersifat adil, bijaksana, tegas, tanpa melihat suku, adat, ras dan agama, karena kita sebagai rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai adat istiadat dan golongan sehingga hal inilah yang menjadi kelabihan bagi Indonesia, yaitu dapat bergandengan tangan dengan berbagai golongan.   

Pendengar Umat Sedharma Yang Cintai  

Demikian yang dapat saya sampaikan, kiranya bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Sang Hyang Widhi senantiasa melindungi dan menganugrahkan kesehatan bagi umatnya. Serta Saya ucapkan selamat menyambut hari Raya Natal bagi umat Nasrani. Akhir kata;

 Om okasamasta sukhino bhawantu”.

“Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”

OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA

  TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...