CATUR GURU
Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namasidham,
Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (Ya Tuhan semoga pikiran yang baik
datang dari segala arah), Pendengar sedharma yang berbahagia, puja dan puji
syukur kita haturkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena kita dapat
berjumpa dalam acara Santapan Rohani Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI
Nabire. Adapun Tema kita pagi ini adalah tentang “CATUR GURU”
Pendengar
Umat Sedharma yang berbahagia,
Catur guru atau
empat guru dalam kehidupan manusia, dalam bahasa sansekerta artinya empat
penuntun yang mengemban tugas berat, tetapi mulia dan harus kita hormati
sehari-hari. Dalam pemahaman bersama, guru adalah yang menghantarkan kita
kepada sebuah kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian, baik dalam lingkungan
kehidupan bermasyarakat, di dalam keluarga, serta kedamaian dan kebahagiaan
lahir batin dunia akhirat (setelah meninggal). Sehingga dengan demikian di
dalam kita berguru hendaknya kita harus dapat menunjukkan sikap Guru bhakti yaitu
dengan menunjukan sikap bhakti, hormat, setia, dan tunduk kepada guru, dengan
cara tidak boleh duduk berhadapan-hadapan dengan guru, tidak boleh memutus
pembicaraan guru, harus menurut apa yang diucapkan guru, bila melihat guru
berjalan kita hendaknya berjalan di belakangnya dan tidak boleh mendahuluinya,
bila kita berbicara dengan guru hendaknya pula kita tidak boleh menengok ke
kanan ke kiri atau ke belakang melainkan kita harus memandang beliau serta
mendengarkan dengan fokus. Sebenarnya itulah yang seharusnya kita dapat perbuat
agar kita sebagai manusia yang serba kurang dan harus mencari sendiri berbagai
kelebihan, baik ilmu pemgalaman, wawasan serta keterampilan dan bahkan harta
kekayaan, maka itulah awal dari semuanya untuk kita mendapatkan dan memilikinya
itu semua. Sehingga apa bila kita mendapatkan sesuatu dengan jalan yang baik,
maka hasilnyapun akan jauh lebih baik dari apa yang kita inginkan.
Pendengar
Umat Sedharma yang Saya Cintai,
Itulah perilaku dan sifat yang harus kita
terapkan dalam menuntut ilmu serta sikap kepada guru (catru guru). Dalam agama
Hindu dikenal dengan istilah catur guru itu merupakan pembagian posisi serta
peran dan fungsi di dalam struktur masyarakat, sehingga di dalam tatanan
masyarakat ada poin-poin penting yang tidak boleh kita lupakan perannya yang
telah mendorong dan mengajarkan kita sebagai manusia yang bermoral dan
bermartabat, serta berguna bagi nusa dan bangsa. Itulah arti yang sebenarnya
kenapa kita harus belajar, belajar dan belajar.
Pendengar
Umat Sedharma yang Berbahagia
Catur guru dalam ajaran agama Hindu atara
lain: Guru Swadyaya, Guru Rupaka, Guru Pengajian dan Guru Wisesa. Begitu juga
artinya, Guru Swadyaya adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan yang Maga Esa,
Guru Rupaka adalah kedua orang tua kita di rumah, Guru Pengajian adalah Guru
kita di sekolah dan yang terakhir adalah Guru Wisesa adalah guru di masyarakat,
antara lain masayakat di lingkungan kita atau masayarakat dalam artian luas
yaitu penjabat publik atau pemerintah yang berperan banyak terhadap
kesejahteraan dan ketentraman untuk masyarakatnya.
Pendengar
Umat Sedharma dimanapun berada
Guru Swadyaya
atau Guru Sejati yaitu Ida Sang Hyang
Widhi Wasa/Tuhan yang Maga Esa. Seperti yang saya sampaikan di atas, bahwasanya
guru adalah penuntun/pemimpin kita yang mempunyai tugas berat. Sedangkan
swadyaya adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan yang Maga Esa. Jadi guru
swadyaya ialah Ia yang menciptakan, memelihara, dan mengendalikan dunia beserta
dengan segala isinya yang ada di alam ini. Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan yang
Maga Esa adalah merupakan guru yang sejati dari sekalian alam. Jadi semua yang
ada di alam yang nyata ini (skala), maupun yang tidak nyata (niskala), dari
makluk yang paling dungu sampai makluk yang paling pintar seperti manusia,
mereka mengangap bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan yang Maga Esa adalam
pembimbing tunggal yang tidak ada bandingannya. Karena beliaulah yang menguasai
atas segala-galanya, bahkan beliau berkeadaan sangat utama mengatasi yang ada,
yang tiada dan aka nada, singkatnya beliau bekedudukan melebihi semuanya, dalam
Bagawadgita adiyaya X sloka 24 disebutkan :
“Di antara pendeta, O, Arjuna, Aku adalah
kepalanya yaitu Brhaspati,
di antara Jedral Aku adalah Skanda, di antara
Danu Aku adalah Samudra”
Pendengar
Umat Sedharma yang berbahagia
Guru yang kedua
adalah Guru rupaka (guru reka). Seperti yang saya sampaikan di awal tadi,
bahwasanya tiada lain guru rupaka adalah orang tua kita di rumah yaitu ayah dan
ibu. Beliau berdua sangat besar sekali jasanya, memelihara kita sejak dalam
kandungan sampau mampu untuk berdiri sendiri, serta berkat adanya ayah dan ibu
sehingga kita ada. Dari susah payahnya kedua orang tua kita terutama ibuk yang
telah mengandung kita selama Sembilan bulan dan penuh dengan resiko dan saat
melahirkan ibarat ajalnya kita antara mati atau akan hidup, sehingga sampai
kita dapat dewsa dan dapat hidup mandiri, dengan demikian itulah beratnya
tangungjawab orang tua terhadap kita, sehingga oleh karena itu, jasa orang tua
kita sagat besar sekali, maka kita sebagai anak tunjukanlah sikap yang sebaik
mungkin agar beban kedua orang tua kita dapat dirasakan semakin ringan. Oleh
karena itu kita sebagai anak harus dapat membalas budi dan jasa kepada ornag
tua walau kita tidak akan mampu menukar (membalas) itu semuanya, tetapi
setidaknya kita dapat membahadiakan kedua orang tua kita.
Pendengar
Umat Sedharma Yang Saya Cintai
Berikutnya adalah guru pengajian, adau dalam
artian umum adalah guru kita di sekolah, guru kita di sekolah patut kita
haormati dan hargai, karena beliaulah kita dapat membaca, menulis serta
berhitung dan lain sebagainnya, sehingga patutlah kita mengargai dan hormati
pula, kerna jasa jasa beliau telah dapat merubah kita dari yang tidak tau
menjadi tahu, dari yang buruk menjadi baik dan dari yang salah menjadi benar,
sehingga kita dapat tumbuh dewasa seperti saat ini, walau kadang seornag huru
harus mencubit, menjewer dan sampai menghukum kita saat di sekolah itu
merupakan semata-mata agar kita menjadi orna gyang berguna, seperti dalam
peribahasa ”di ujung rotan ada emas” walau kita harus di pukul rotan itu juga
merupakan salah satu bentuk pendidikan agar kita dapat menjadi orang yang
sukses.
Pendengar
Umat Sedharma
Guru yang terakir adalah guru wisesa atau guru
dalam lingkungan masyarakat. Yaitu meraka yang memiliki tugas mulia untuk
mensejahterakan dan membuat suasana menjadi tentram serta aman, merekalah yang
patut kita hormati dan hargai, karena dari jasanya mereka dapat berbuat yang
terbaik untuk kita semua, tetapi yang perlu di ingat adalah seorang pemimpin
(guru wisesa) haruslah dapat bersifat adil, bijaksana, tegas, tanpa melihat
suku, adat, ras dan agama, karena kita sebagai rakyat Indonesia yang terdiri
dari berbagai adat istiadat dan golongan sehingga hal inilah yang menjadi
kelabihan bagi Indonesia, yaitu dapat bergandengan tangan dengan berbagai
golongan.
Pendengar
Umat Sedharma Yang Cintai
Demikian yang
dapat saya sampaikan, kiranya bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Sang Hyang
Widhi senantiasa melindungi dan menganugrahkan kesehatan bagi umatnya. Serta
Saya ucapkan selamat menyambut hari Raya Natal bagi umat Nasrani. Akhir kata;
“Om okasamasta
sukhino bhawantu”.
“Ya Tuhan Semoga
seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH,
SANTIH, SANTIH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar