Kamis, 20 Januari 2022

AYO KERJA dan AYO BERKARMA

 AYO KERJA dan AYO BERKARMA


Om Swastyastu, Om Avighnam Astu Namo Sidham, Om anobadrah kratavo yantu visvatah (Semoga pikiran yang baik datang dari segala Arah), pendengar Sedharma yang berbahagia dimanapun berada. Pertama marilah kita haturkan Puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan yang Maha Esa), karena atas segala Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, kita dapat berjumpa dalam acara Santapan Rohani Agama Hindu. Adapun Tema kita pagi ini adalah “AYO KERJA dan AYO BERKARMA”.

Saudara Sedharma yang berbahagia,

Dalam Sloka 10 Isa Upanisad menyebutkan;

Anyad evahur vidyaya
Anyad ahur avidyaya,
Iti susruma dhiranam
Ye nas tad vicacaksire

Yang Artinya:
“Sesungguhnya dikatakan lainlah akibatnya untuk vidya, lain pula dikatakan akibatnya untuk avidya, demikian didengar dari yang Maha Mengetahui, dijelaskan kepada kami”.

Pendengar sedharma,

Setiap orang mempunyai kewajiban untuk melakukan kerja dan usaha dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan manusia dan semua makhluk ciptaan dibelenggu dan diikat oleh lingkaran karma atau kerja. Bhagawan menciptakan segala makhluk beserta segala isinya tak terlepas dan lingkaran kerja atau karma. Dan Tuhan sendiri menjadi teladan bagi setiap umat manusia dan ciptaan untuk dapat melakukan kewajiban sebagaimana yang diamanatkan. Tuhan dalam segala aktifitasnya memberikan amanat kepada ciptaan untuk selalu berada dalam level kesadaran. Di sini maksudnya, tindakan yang dilakukan haruslah memberikan efek positif terhadap dunia atau alam semesta. Orang-orang bijaksana diharapkan bertindak dengan penuh kesadaran, karena mereka yang berpengetahuan dalam segala tindakannya mampu membedakan antara yang baik dan buruk, antara yang kekal dan tidak kekal. Sehingga mereka yang berpengetahuan menikmati kebahagiaan jiwa nan abadi.

Pendengar Sedharma di manapun berada,

Mereka yang tidak berpengetahuan melakukan tindakan berdasarkan pada nafsu dan ketamakan, serta dikaburkan oleh selaput ilusi dan maya yang begitu tebal, sehingga dalam segala tindakannya menjadi penuh keragu-raguan dan kebingungan. Tuhan mengajarkan kepada manusia untuk menjadi manusia yang berbudi dengan segala tindakan yang dilakukannya. Artinya manusia diharapkan kembali kepada kesadaran Tuhan dalam melaksanakan segala tugas dan kewajibannya. Karena hanya manusia yang bersandar kepada kesadaran Tuhan-lah akan dapat mencapai kebahagiaan dan kedamaian abadi, mengalami pencerahan dan mencapai penyatuan kehadapan-Nya. Manusia menjadi takabur akan segala kekuatan dan kemampuan fisiknya, karena mereka sesungguhnya belum mencapai tingkat kesadaran Tuhan, sehingga tindakan atau karma yang dilakukannya bersandar pada keakuan, keangkaramurkaan, keegoisan dan kepalsuan.

Pendengar Sedharma yang saya cintai,

Manusia dengan kelebihannya dan kemampuannya dalam mempertimbangkan mana yang kekal dan mana yang tidak kekal, antara yang baik dan tidak baik (Viveka), maka manusia harus mampu melepaskan diri dari kepalsuan dan kebodohan yang dapat menarik dan menjerat kehidupan ke alam neraka ini. Karena hanya manusia yang telah mampu menyadari keberadaan Tuhan yang eksis akan dapat melepaskan dirinya dari lingkaran penderitaan dan kesengsaraan. Penderitaan adalah lingkaran karma yang timbul dari kebodohan dan kegelapan. Oleh karena itu berkarma dengan kesadaran itu menjadi sangat penting, disebabkan kerja atau tindakan atas dasar kesadaran dengan karma yang dilakukan tanpa kesadaran hasilnya akan berbeda. Mereka yang bertindak atas kesadaran atau atas dasar pengetahuan, maka mereka akan datang dan kembali kepada pencerahan dan kebahagiaan, tapi mereka yang bertindak dikaburkan oleh maya, kegelapan, dan kebodohan akan datang dan kembali pada kegelapan itu sendiri. Tetapi dalam kenyataannya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tidak bisa terlepas dari dwalita kehidupan ini. Yakni antara baik dan buruk, susah dan senang, cerah dan redup dan lain sebagainya. Maka manusia mempunyai tugas dan peran yang sangat besar dalam kehidupannya, yakni membebaskan diri dari dwalita kehidupan. Tugas inilah yang paling berat.

Pendengar sedharma dimanapun anda berada,

Permasalahan ini muncul dan memang ada pada setiap ciptaan akan tetapi menjadi lebur dan menyatu pada manusia bijaksana yang telah mencapai pencerahan dan peningkatan spiritual. Tuhan sangat mencintai manusia, dan setiap saat hadir bersamanya, menyertai kehidupannya, hingga akhir hayat, namun terkadang, manusia tidak menyadarinya dan tetap menyalahkan Tuhan ketika dirinya ditimpa musibah dan malapetaka. Tuhan selalu hadir di dalam dirinya sebagai atma yang agung dan hadir pula di setiap langkah dan juga ada dan hadir di sekelilingnya dipenuhi oleh Tuhan, sehingga mereka yang berada pada level kesadaran Tuhan akan dapat merasakan kebahagian dan kedamaian di mana-mana.

Pendengar Sedharma,

Mereka yang telah menyadari hal ini, mampu menerima apa yang sepantasnya mereka terima sebagai lingkaran karma dalam kehidupannya. Mereka menjadi bahagia dengan segala seluk-beluk kehidupan dunia ini. Mereka dengan iklas membuka tangan perdamaian untuk saling merangkul satu dengan yang lainnya sebagai satu keluarga besar kemanusiaan dengan tanpa membedakan suku agama, warna kulit dan sebagainya. Yang dalam bahasa Veda disebut Basudeva Kutumbhakam.

Pendengar sedharma yang saya baggakan,

Tindakan kebodohan manusia adalah, sulitnya menerima apa yang sepantasnya mereka terima dalam kehidupan ini. Sehingga muncul penderitaan hidup. Memang sangat sulit untuk menjadi iklas menerima segala cobaan hidup ini, karena untuk bisa seperti itu manusia harus siap lahir batin. Itulah sebabnya mengapa banyak di antara kita ingin melepaskan diri dari penderitaan. Yakni dengan melakukan berbagai olah tapa, karma dan kebaktian kehadapan Tuhan itu sesungguhnya salah satu bentuk dan usaha untuk melepaskan diri dari segala cobaan hidup yang akan menghantamnya. Di sinilah manusia menjadi penting bertindak berdasarkan pada pengetahuan yang baik untuk nantinya dapat mengantarkan pada penyatuan dan kelepasan dari segala bentuk penderitaan duniawi. Bila uang yang kita dapat setiap hari dan dapat diamalkan dengan Yadnya dalam kehidupan kita sehari-hari, maka kesejateraan dan kebahagian akan dapat segera diwujudkan. Sebab uang yang salah digunakan akan membawa kita kepada kesengsaraan belaka. Dengan demikian inti dari karma adalah kita bekerja sesuai dharma atau kebaikkan, agar kebahagiaan selalu menyelimuti kita.

Saudara Sedharma yang Saya Cintai,

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata;

“Om Loka Samasta Sukhino Bhawantu”

“Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”

OM SANTIH SANTIH  SANTIH  OM


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA

  TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...