AYO KERJA dan AYO BERKARMA
Om Swastyastu, Om Avighnam Astu Namo Sidham,
Om anobadrah kratavo yantu visvatah (Semoga pikiran yang baik datang dari segala
Arah), pendengar Sedharma yang berbahagia dimanapun berada. Pertama
marilah kita haturkan Puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
(Tuhan yang Maha Esa), karena atas segala Asung Kerta Wara Nugraha-Nya,
kita dapat berjumpa dalam acara Santapan Rohani Agama Hindu. Adapun Tema kita pagi
ini adalah “AYO KERJA dan AYO BERKARMA”.
Saudara Sedharma yang berbahagia,
Dalam
Sloka 10 Isa Upanisad menyebutkan;
Anyad
evahur vidyaya
Anyad ahur avidyaya,
Iti susruma dhiranam
Ye nas tad vicacaksire
Yang
Artinya:
“Sesungguhnya dikatakan lainlah akibatnya untuk vidya, lain pula dikatakan
akibatnya untuk avidya, demikian didengar dari yang Maha Mengetahui, dijelaskan
kepada kami”.
Pendengar sedharma,
Setiap
orang mempunyai kewajiban untuk melakukan kerja dan usaha dalam kehidupannya.
Hal ini dikarenakan manusia dan semua makhluk ciptaan dibelenggu dan diikat
oleh lingkaran karma atau kerja. Bhagawan menciptakan segala makhluk beserta
segala isinya tak terlepas dan lingkaran kerja atau karma. Dan Tuhan sendiri
menjadi teladan bagi setiap umat manusia dan ciptaan untuk dapat melakukan
kewajiban sebagaimana yang diamanatkan. Tuhan dalam segala aktifitasnya
memberikan amanat kepada ciptaan untuk selalu berada dalam level kesadaran. Di
sini maksudnya, tindakan yang dilakukan haruslah memberikan efek positif
terhadap dunia atau alam semesta. Orang-orang bijaksana diharapkan bertindak
dengan penuh kesadaran, karena mereka yang berpengetahuan dalam segala
tindakannya mampu membedakan antara yang baik dan buruk, antara yang kekal dan
tidak kekal. Sehingga mereka yang berpengetahuan menikmati kebahagiaan jiwa nan
abadi.
Pendengar Sedharma di manapun berada,
Mereka
yang tidak berpengetahuan melakukan tindakan berdasarkan pada nafsu dan
ketamakan, serta dikaburkan oleh selaput ilusi dan maya yang begitu tebal,
sehingga dalam segala tindakannya menjadi penuh keragu-raguan dan kebingungan.
Tuhan mengajarkan kepada manusia untuk menjadi manusia yang berbudi dengan
segala tindakan yang dilakukannya. Artinya manusia diharapkan kembali kepada
kesadaran Tuhan dalam melaksanakan segala tugas dan kewajibannya. Karena hanya
manusia yang bersandar kepada kesadaran Tuhan-lah akan dapat mencapai
kebahagiaan dan kedamaian abadi, mengalami pencerahan dan mencapai penyatuan
kehadapan-Nya. Manusia menjadi takabur akan segala kekuatan dan kemampuan fisiknya,
karena mereka sesungguhnya belum mencapai tingkat kesadaran Tuhan, sehingga
tindakan atau karma yang dilakukannya bersandar pada keakuan, keangkaramurkaan,
keegoisan dan kepalsuan.
Pendengar Sedharma yang saya cintai,
Manusia
dengan kelebihannya dan kemampuannya dalam mempertimbangkan mana yang kekal dan
mana yang tidak kekal, antara yang baik dan tidak baik (Viveka), maka manusia
harus mampu melepaskan diri dari kepalsuan dan kebodohan yang dapat menarik dan
menjerat kehidupan ke alam neraka ini. Karena hanya manusia yang telah mampu
menyadari keberadaan Tuhan yang eksis akan dapat melepaskan dirinya dari
lingkaran penderitaan dan kesengsaraan. Penderitaan adalah lingkaran karma yang
timbul dari kebodohan dan kegelapan. Oleh karena itu berkarma dengan kesadaran
itu menjadi sangat penting, disebabkan kerja atau tindakan atas dasar kesadaran
dengan karma yang dilakukan tanpa kesadaran hasilnya akan berbeda. Mereka yang
bertindak atas kesadaran atau atas dasar pengetahuan, maka mereka akan datang
dan kembali kepada pencerahan dan kebahagiaan, tapi mereka yang bertindak
dikaburkan oleh maya, kegelapan, dan kebodohan akan datang dan kembali pada
kegelapan itu sendiri. Tetapi dalam kenyataannya manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan, tidak bisa terlepas dari dwalita kehidupan ini. Yakni antara
baik dan buruk, susah dan senang, cerah dan redup dan lain sebagainya. Maka
manusia mempunyai tugas dan peran yang sangat besar dalam kehidupannya, yakni
membebaskan diri dari dwalita kehidupan. Tugas inilah yang paling berat.
Pendengar sedharma dimanapun anda berada,
Permasalahan
ini muncul dan memang ada pada setiap ciptaan akan tetapi menjadi lebur dan
menyatu pada manusia bijaksana yang telah mencapai pencerahan dan peningkatan
spiritual. Tuhan sangat mencintai manusia, dan setiap saat hadir bersamanya,
menyertai kehidupannya, hingga akhir hayat, namun terkadang, manusia tidak
menyadarinya dan tetap menyalahkan Tuhan ketika dirinya ditimpa musibah dan
malapetaka. Tuhan selalu hadir di dalam dirinya sebagai atma yang agung dan
hadir pula di setiap langkah dan juga ada dan hadir di sekelilingnya dipenuhi
oleh Tuhan, sehingga mereka yang berada pada level kesadaran Tuhan akan dapat
merasakan kebahagian dan kedamaian di mana-mana.
Pendengar Sedharma,
Mereka
yang telah menyadari hal ini, mampu menerima apa yang sepantasnya mereka terima
sebagai lingkaran karma dalam kehidupannya. Mereka menjadi bahagia dengan
segala seluk-beluk kehidupan dunia ini. Mereka dengan iklas membuka tangan
perdamaian untuk saling merangkul satu dengan yang lainnya sebagai satu
keluarga besar kemanusiaan dengan tanpa membedakan suku agama, warna kulit dan
sebagainya. Yang dalam bahasa Veda disebut Basudeva Kutumbhakam.
Pendengar sedharma yang saya baggakan,
Tindakan
kebodohan manusia adalah, sulitnya menerima apa yang sepantasnya mereka terima
dalam kehidupan ini. Sehingga muncul penderitaan hidup. Memang sangat sulit
untuk menjadi iklas menerima segala cobaan hidup ini, karena untuk bisa seperti
itu manusia harus siap lahir batin. Itulah sebabnya mengapa banyak di antara
kita ingin melepaskan diri dari penderitaan. Yakni dengan melakukan berbagai
olah tapa, karma dan kebaktian kehadapan Tuhan itu sesungguhnya salah satu
bentuk dan usaha untuk melepaskan diri dari segala cobaan hidup yang akan menghantamnya.
Di sinilah manusia menjadi penting bertindak berdasarkan pada pengetahuan yang
baik untuk nantinya dapat mengantarkan pada penyatuan dan kelepasan dari segala
bentuk penderitaan duniawi. Bila uang yang kita dapat setiap hari dan dapat
diamalkan dengan Yadnya dalam kehidupan kita sehari-hari, maka kesejateraan dan
kebahagian akan dapat segera diwujudkan. Sebab uang yang salah digunakan akan
membawa kita kepada kesengsaraan belaka. Dengan demikian inti dari karma adalah
kita bekerja sesuai dharma atau kebaikkan, agar kebahagiaan selalu menyelimuti
kita.
Saudara Sedharma yang Saya Cintai,
Demikian yang
dapat saya sampaikan, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita
semua. Akhir kata;
“Om Loka Samasta Sukhino Bhawantu”
“Ya Tuhan Semoga
seluruh isi alam berbahagia”
OM SANTIH
SANTIH SANTIH OM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar