Kamis, 20 Januari 2022

TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA

 TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA


Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru), Saudara Pendengar sedharma yang berbahagia, Puja dan Puji syukur kita haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena Atas segala Anugrahnya yang telah Beliau limpahkan kepada kita semua sehingga dalam kesempatan ini kita dapat berjumpa dalam acara Renungan Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun topik Renungan kita malam ini adalah tentang “TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA”.

Pendengar umat Sedharma yang berbahagia,

Ada seorang tokoh mengatakan:

“Saya ingin menjadi orang yang saya inginkan,

Namun tidak pernah saya wujudkan”

Dalam salah satu karya pemikir kepemimpinan, penemuan diri dan perubahan pribadi dunia, adalah Sesuatu yang penting, namun terlihat sederhana menyentakkan kesadaran. Sesuatu yang mengingatkan kita untuk merenungkan hidup yang singkat dan apa yang telah kita lakukan untuk membuatnya menjadi berarti.

 

Pendengar Umat Sedharma yang Saya Cintai,

Mengingat kematian yang datang demikian tiba – tiba, tidak ada salahnya saat sehat kita bertanya kepada diri, kira – kira siapa saja yang akan menangis saat kita pergi? Siapa saja yang telah kita sentuh hidupnya saat kita masih punya kesempatan untuk hidup? Serta warisan apa saja yang bisa kita tinggalkan setelah kita menghembuskan nafas terakhir? Sebelum semua berakhir dan kita tidak memiliki apa – apa selain sebuah hati yang dipenuhi penyesalan atas hidup yang serba setengah – setengah, tidak ada waktu yang tepat kecuali saat ini untuk kita memulai memperbaiki sisi – sisi diri yang tak patut diwariskan, jika hari akhir itu tiba. Berikut beberapa hal penting, sederhana dan menggugah kesadaran kita untuk merenungkan kembali substansi hidup yang kita jalani ini.

 

 

 

Pendengar Sedharma,

”Marilah berbuat baik satu sama lain”. Sering kali kita percaya bahwa untuk menjalani kehidupan yang memuaskan, kita harus melakukan tindakan besar atau prestasi yang maha hebat. Pikiran itu jauh dari kebenaran. Karena hidup yang penuh makna diperoleh dari serangkaian tindakan sehari – hari yang sederhana. Tindakan kecil yang sopan, baik dan dilakukan dengan penuh ketulusan.

 

Pendengar sedharma dimanapun anda berada,

Setiap orang yang kita temui dan memasuki kehidupan kita, pasti memiliki satu pelajaran atau kisah untuk melengkapi kehidupan kita. Dan pada setiap kesempatan tersebut pula, kita memiliki satu kesempatan untuk menunjukkan belas kasih, interaksi yang menunjukkan sisi kemanusiaan kita. Jika dalam suatu interaksi tersebut kita bisa membahagiakan dan membuat orang terobati dengan kehadiran kita, mencerahkan suasana dan membuat orang tersenyum, tentulah suatu hari yang bermanfaat.

 

Pendengar Sedharma,

Satu kebaikan kecil, setiap hari dalam setiap interaksi walaupun terlihat sangat sederhana, bukan tidak mungkin akan membuat kita dikenang oleh banyak orang yang merasakan betapa berbedanya hari tanpa kita didalamnya. Orang bijak juga mengajarkan bahwa, benang merah dari kehidupan yang penuh makna dan sukses adalah disiplin diri. Tanpa disiplin diri, kita tidak dapat menentukan tujuan dengan jelas, mengatur waktu dengan efektif, memperlakukan orang dengan baik, melalui saat – saat sulit, memperhatikan kesehatan atau memikirkan hal – hal positif lainnya.

 

Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,

Disiplin diri juga dikenal dengan “cinta yang teguh”, karena tegas kepada diri sendiri sebenarnya adalah gerakan mencintai. Dengan tegas kepada diri sendiri kita akan menjalani hidup lebih berhati – hati. Semakin tegas kita pada diri sendiri, semakin mudah kita menjalani hidup. Jangan lupa bahwa kualitas hidup kita ditentukan oleh kualitas pilihan dan keputusan kita. Jika kita konsisten untuk mengambil keputusan – keputusan yang kita yakini benar (bukan hanya mudah), saat itulah kita mampu mengendalikan hidup kita.

 

Pendengar Sedharma,

Orang yang efektif dan merasa puas, tidak akan menghabiskan waktu melakukan hal – hal yang paling nyaman dan mudah. Mereka memiliki keberanian untuk mendengarkan hati dan melakukan hal – hal yang bijaksana. Orang yang sukses memiliki kebiasaan melakukan hal – hal yang tidak disukai oleh orang yang gagal. Penulis Inggris dari abad ke – 19, Thomas Hendry Huxley juga meninggalkan mutiara pemikiran yang tetap relevan untuk kita terapkan hari ini, ”Mungkin hasil yang paling berharga dari semua pendidikan adalah kemampuan membuat diri sendiri untuk melakukan hal – hal yang hal itu dilakukan ketika harus dilakukan, tidak peduli kita senang atau tidak senang melakukannya”.

 

Pendengar Umat Sedharma yang Saya Cintai

Dari penjelasan tadi, kita sebagai umat yang beragama dan bertaqwa, serta manusia yang ber Tuhan, mari kita berbuat entah baik untuk kita atau tidak, tetapi yang terpenting adalah yang terbaik untuk bangsa dan Negara kita. Karena kita tidak ada artinya apabila kemerdekaan Indonesia tidak di perjuangan oleh pejuang-pejuang kita.

 

Pendengar Sedharma,

Saya mengutip pidato presiden kita pertama mengatakan “musuhku lebih mudah, karena hanya berperang mengusir penjajah, tetapi musuhmu akan susah, karena kamu berperang dengan saudaramu sendiri”. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama memperbaiki sifat dan karekter kita yang akan menghancurkan Negara kita sendiri.

 

Pendengar Sedharma dimanapun anda berada,

Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Dan semoga ini semua dapat memberi manfaat untuk kita dan Negara kita, dan semoga Ida Sang Hyang Widi Wasa menganugrahkan kerahayuan untuk kita semua. Akhir kata;

 “Om Lokasamasta sukhino bhawantu”.

“Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”

OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM .


AYO KERJA dan AYO BERKARMA

 AYO KERJA dan AYO BERKARMA


Om Swastyastu, Om Avighnam Astu Namo Sidham, Om anobadrah kratavo yantu visvatah (Semoga pikiran yang baik datang dari segala Arah), pendengar Sedharma yang berbahagia dimanapun berada. Pertama marilah kita haturkan Puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan yang Maha Esa), karena atas segala Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, kita dapat berjumpa dalam acara Santapan Rohani Agama Hindu. Adapun Tema kita pagi ini adalah “AYO KERJA dan AYO BERKARMA”.

Saudara Sedharma yang berbahagia,

Dalam Sloka 10 Isa Upanisad menyebutkan;

Anyad evahur vidyaya
Anyad ahur avidyaya,
Iti susruma dhiranam
Ye nas tad vicacaksire

Yang Artinya:
“Sesungguhnya dikatakan lainlah akibatnya untuk vidya, lain pula dikatakan akibatnya untuk avidya, demikian didengar dari yang Maha Mengetahui, dijelaskan kepada kami”.

Pendengar sedharma,

Setiap orang mempunyai kewajiban untuk melakukan kerja dan usaha dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan manusia dan semua makhluk ciptaan dibelenggu dan diikat oleh lingkaran karma atau kerja. Bhagawan menciptakan segala makhluk beserta segala isinya tak terlepas dan lingkaran kerja atau karma. Dan Tuhan sendiri menjadi teladan bagi setiap umat manusia dan ciptaan untuk dapat melakukan kewajiban sebagaimana yang diamanatkan. Tuhan dalam segala aktifitasnya memberikan amanat kepada ciptaan untuk selalu berada dalam level kesadaran. Di sini maksudnya, tindakan yang dilakukan haruslah memberikan efek positif terhadap dunia atau alam semesta. Orang-orang bijaksana diharapkan bertindak dengan penuh kesadaran, karena mereka yang berpengetahuan dalam segala tindakannya mampu membedakan antara yang baik dan buruk, antara yang kekal dan tidak kekal. Sehingga mereka yang berpengetahuan menikmati kebahagiaan jiwa nan abadi.

Pendengar Sedharma di manapun berada,

Mereka yang tidak berpengetahuan melakukan tindakan berdasarkan pada nafsu dan ketamakan, serta dikaburkan oleh selaput ilusi dan maya yang begitu tebal, sehingga dalam segala tindakannya menjadi penuh keragu-raguan dan kebingungan. Tuhan mengajarkan kepada manusia untuk menjadi manusia yang berbudi dengan segala tindakan yang dilakukannya. Artinya manusia diharapkan kembali kepada kesadaran Tuhan dalam melaksanakan segala tugas dan kewajibannya. Karena hanya manusia yang bersandar kepada kesadaran Tuhan-lah akan dapat mencapai kebahagiaan dan kedamaian abadi, mengalami pencerahan dan mencapai penyatuan kehadapan-Nya. Manusia menjadi takabur akan segala kekuatan dan kemampuan fisiknya, karena mereka sesungguhnya belum mencapai tingkat kesadaran Tuhan, sehingga tindakan atau karma yang dilakukannya bersandar pada keakuan, keangkaramurkaan, keegoisan dan kepalsuan.

Pendengar Sedharma yang saya cintai,

Manusia dengan kelebihannya dan kemampuannya dalam mempertimbangkan mana yang kekal dan mana yang tidak kekal, antara yang baik dan tidak baik (Viveka), maka manusia harus mampu melepaskan diri dari kepalsuan dan kebodohan yang dapat menarik dan menjerat kehidupan ke alam neraka ini. Karena hanya manusia yang telah mampu menyadari keberadaan Tuhan yang eksis akan dapat melepaskan dirinya dari lingkaran penderitaan dan kesengsaraan. Penderitaan adalah lingkaran karma yang timbul dari kebodohan dan kegelapan. Oleh karena itu berkarma dengan kesadaran itu menjadi sangat penting, disebabkan kerja atau tindakan atas dasar kesadaran dengan karma yang dilakukan tanpa kesadaran hasilnya akan berbeda. Mereka yang bertindak atas kesadaran atau atas dasar pengetahuan, maka mereka akan datang dan kembali kepada pencerahan dan kebahagiaan, tapi mereka yang bertindak dikaburkan oleh maya, kegelapan, dan kebodohan akan datang dan kembali pada kegelapan itu sendiri. Tetapi dalam kenyataannya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tidak bisa terlepas dari dwalita kehidupan ini. Yakni antara baik dan buruk, susah dan senang, cerah dan redup dan lain sebagainya. Maka manusia mempunyai tugas dan peran yang sangat besar dalam kehidupannya, yakni membebaskan diri dari dwalita kehidupan. Tugas inilah yang paling berat.

Pendengar sedharma dimanapun anda berada,

Permasalahan ini muncul dan memang ada pada setiap ciptaan akan tetapi menjadi lebur dan menyatu pada manusia bijaksana yang telah mencapai pencerahan dan peningkatan spiritual. Tuhan sangat mencintai manusia, dan setiap saat hadir bersamanya, menyertai kehidupannya, hingga akhir hayat, namun terkadang, manusia tidak menyadarinya dan tetap menyalahkan Tuhan ketika dirinya ditimpa musibah dan malapetaka. Tuhan selalu hadir di dalam dirinya sebagai atma yang agung dan hadir pula di setiap langkah dan juga ada dan hadir di sekelilingnya dipenuhi oleh Tuhan, sehingga mereka yang berada pada level kesadaran Tuhan akan dapat merasakan kebahagian dan kedamaian di mana-mana.

Pendengar Sedharma,

Mereka yang telah menyadari hal ini, mampu menerima apa yang sepantasnya mereka terima sebagai lingkaran karma dalam kehidupannya. Mereka menjadi bahagia dengan segala seluk-beluk kehidupan dunia ini. Mereka dengan iklas membuka tangan perdamaian untuk saling merangkul satu dengan yang lainnya sebagai satu keluarga besar kemanusiaan dengan tanpa membedakan suku agama, warna kulit dan sebagainya. Yang dalam bahasa Veda disebut Basudeva Kutumbhakam.

Pendengar sedharma yang saya baggakan,

Tindakan kebodohan manusia adalah, sulitnya menerima apa yang sepantasnya mereka terima dalam kehidupan ini. Sehingga muncul penderitaan hidup. Memang sangat sulit untuk menjadi iklas menerima segala cobaan hidup ini, karena untuk bisa seperti itu manusia harus siap lahir batin. Itulah sebabnya mengapa banyak di antara kita ingin melepaskan diri dari penderitaan. Yakni dengan melakukan berbagai olah tapa, karma dan kebaktian kehadapan Tuhan itu sesungguhnya salah satu bentuk dan usaha untuk melepaskan diri dari segala cobaan hidup yang akan menghantamnya. Di sinilah manusia menjadi penting bertindak berdasarkan pada pengetahuan yang baik untuk nantinya dapat mengantarkan pada penyatuan dan kelepasan dari segala bentuk penderitaan duniawi. Bila uang yang kita dapat setiap hari dan dapat diamalkan dengan Yadnya dalam kehidupan kita sehari-hari, maka kesejateraan dan kebahagian akan dapat segera diwujudkan. Sebab uang yang salah digunakan akan membawa kita kepada kesengsaraan belaka. Dengan demikian inti dari karma adalah kita bekerja sesuai dharma atau kebaikkan, agar kebahagiaan selalu menyelimuti kita.

Saudara Sedharma yang Saya Cintai,

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata;

“Om Loka Samasta Sukhino Bhawantu”

“Ya Tuhan Semoga seluruh isi alam berbahagia”

OM SANTIH SANTIH  SANTIH  OM


KEMEMIMPINAN ADALAH PANUTAN

 KEMEMIMPINAN ADALAH PANUTAN


OM SWASTYASTU, Om Avighnam Astu Namo Sidham, Om anobadrah kratavo yantu visvatah, Pendengar Sedharma yang berbahagia dimanapun berada, selamat malam dan selamat berjumpa kembali dalam acara Renungan Agama Hindu yang di siarkan memaui RRI Nabire. Puja dan puji syukur patut kita haturkan kehadapan Ida Sang Hyang  Widhi Wasa (TYME), karena atas segala Asung Kerta Wara Nugraha-Nya kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk berjumpa di acara ini. Adapun tema kita saat ini adalah “KEMEMIMPINAN ADALAH PANUTAN” .

Pendengar Sedharma yang Berbahagia,

Pemimpin, memimpin atau kepemimpinan tidak asing atau tidak jarang kita sebut-sebut atau mungkin kita dengar kata-kata tersebut. Tetapi apa yang terlintas di benak kita saat mendengar kata-kata tersebut?. Pemimpin adalah seseorang yang dapat menggerakkan sekumpulan orang-orang yang patuh dan taat serta hormat kepada pimpinnya tersebut. Tetapi jelas seorang pemimpin merupakan seseorang yang di hargai dan dihormati oleh sekelompok orang yang dapat di gerakkan tersebut pula. Itulah arti dari pemimpin.   

Saudara Sedharma dimanapun berada,

Jelas bahwasanya seorang pemimpinn adalah seseorang yang menjadi panutan dari kelompoknya tersebut. Seperti halnya sebuah perkumpulan baik perkumpulan yang sekala kecil, lokal, regional maupun nasional dan bahkan internasional memerlukan dan pasti membutuhkan seorang pemimpin yang dapat memimpin serta harus cakap dalam memimpin anggotannya. Tetapi yang perlu kita ingat dan ketahui, bahwasanya seorang pemimpin tidak sekedar memimpin, tetapi seorang pemimpin harus memenuhi beberapa karakter atau kelebihan dari orang-orang yang dipimpinnya. Sebagian dari kelebihan seorang pemimpin adalah memiliki pandangan atau pola pikir dua kali atau bahkan lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Itulah kelebihannya.    

Pendengar Sedharma di manapun anda berada,

Tidak terlepas dari sifat dan karakter manusia. Hal dan sifat mendasar dari seorang pemimpin adalah jujur (satya wacana), adil dan tegas. Tetapi yang perlu kita ketahui bersama juga, bahwasanya kita semua yang ada di muka bumi ini (seluruh makluk hidup yang hidup di atas bumi ini) adalah Pemimpin!!!. Oleh karena itu, kita semua harus memiliki tiga sifat mendasar tersebut. Contohnya, Minimal kita seseorang yang mungkin tidak pernah dihiraukan oleh orang lain, tetapi kita adalah seorang pemimpin. Pertanyaanya? Dimana letaknya memimpinnya itu?. Seperti yang sudah saya sampaikan, pemimpin tidak hanya memimpin orang-orang dalam sebuah organisasi, melainkan kita sebagai makhluk hidup kita telah memimpin diri kita sendiri. Seperti halnya pikran dan perkataan kita memimpin seluruh organ yang ada dalam tubuh kita. Seperti halnya saat perut kita lapar, maka kita harus berfikir untuk mencari makan untuk member kebutuhan dari pada perut agar semua organ tubuh kita dapat bekerja maksimal. Hal ini memberikan contoh kecil, bahwasanyam perut adalam merupakan organ yang kita pimpin, seperti halnya lagi kita berfikir akan mengambil sesuatu, maka kita perlu tangan untuk mengambil nya, maka pikiran memimpin tangan untuk mengambil barang tersebut. Serta saat mata lelah, maka kita harus berfikir untuk mengistirahatkan mata kita dengan cera berbaring dan istirahat (tidur). Itulah contoh kecil pikiran kita telah dapat memimpin organ-organ yang ada dalam tubuh kita. Jadi yang memimpin dalam diri kita adalah pikiran (akal sehat kita).       

Saudara Sedharma yang saya banggakan,

Tidak berbeda dengan seseorang yang memimpin orang banyak. Jadi tetaplah seorang pemimpin sebelum memimpin orang lain, maka dia harus dapat memimpin dirinya sendiri, sehingga apabila dia mampu dan sukses dalam memimpin dirinya sendiri, maka niscaya seorang pemimpin tersebut dapat memimpin orang lain. Tetapi syarat mutlak dari seorang pemimpin adalah dia harus bertangungjawab atas segala perbuatannya, baik perbuatan yang dilakukannya sendiri atau yang membutuhkan orang lain. Serta seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan, sehingga dia memberi contoh-contoh perbuatan atau perilaku yang susila (baik), dengan demikian anggota yang dia pimpin juga dapat berbuat baik. Apa jadinya apabila seorang pemimpin berbuat melakukan asusila (perbuatan buruk), maka hal itu akan secara otomatis menular atau akan ditiru oleh anggotanya. Hal itu sudah menjadi teori yang pasti dan itu tidak dapat kita elakkan.   

Pendengar Sedharma yang berbahagia,

Pemimpin dalam masyarakat ada dua. Satu pemimpin formal yaitu dia yang memiliki struktur dalam garis pemerintah, seperti ketua RT, RW, Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur sampai sorang Presiden, dan banyak lagi bagian-bagiannya. Kedua pemimpin nonformal yaitu pemuka agama atau pemuka adat. Itulah dua jenis pemimpin, tetadi dalam kerja dan tindakannya hamper sama, di asama-sama memimpin banyak ornag untuk melakukan sesuatu dengan tujuan bersama. 

Pendengar Sedharma yang saya Cintai,

Indonrsia adalah Negara kepulauan, Negara satu-satunya yang memiliki ribuan pulau, suku, adat dan budaya yang ada di bumi pertiwi ini. Itulah yang menjadi kelebihan dan nilai plus (+) untuk Indonesia, maka tidak heran Negara Indonesia itu merupakan Negara kaya, bahkan yang tidak kita ragugan lagi adalah Negara Indonesia memiliki kekayaan yang belum tentu di miliki Negara-negara lain, yaitu kekayaan hasil bumi serta harta yang dimiliki oleh bumi nusantara Indonesia seperti tambang minyak, emas, nikel, batu bara, dan yang paling berharga adalah uranium terbesar di dunia. Itulah hasil tambang, serta yang lainnya adalah hasil laut, seperti ikan, rumput laut, kerang dan masih banyak lagi, serta pemandangan alam yang bergitu indah dan asri yang belum tentu dimiliki oleh Negara-negara lain. Pertanyannya adalah kemana larinya harta yang be…….gitu banyak itu??. Perlu kita ketahui itulah pentingnnya kita bersama harus pikirkan. Bagaimana cara mengelola dan memanfaatkan hal itu, maka penting ada seorang pemimpin yang dapat memimpin kita untuk memanfaatkan kekayaan bumi. Oleh karena itu seorang pemimpin juga harus menjadi panutan dalam bertingkah laku serta berbuat, dan pastinya pemimpin dalam mengambil kebijakan harus berpihak kepada anggotanya (rakyatnya) sehingga kita sebagai putra bangsa Indonesia dapat mengolah itu semua dengan rasa kasih sayang kita bersama dan rasa cinta kita kepada bumi pertiwi yang telah melimpahkan itu semua dan yang pastinya kita ucapkan banyak-banyak berterimakasih kepada yang pencipta TYME (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) yang telah melimpahkan itu semua.  

Pendengar sedharma yang berbahagia,

Demikian yang dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan jagan lupa tangal 9 Desember kita menentukan masa depan Nabire yang lebih baik, untuk memilih pemimpin Nabire, serta kita tidak lupa akan pemimpin tunggal kita yaitu TYME.

“Om Loka Samasta Sukhino Bhawantu”

“Semoga seluruh isi alam berbahagia”

OM SANTIH SANTIH  SANTIH  OM


TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA

  TINDAKAN SEDERHANA PENUH MAKNA Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namosidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran ya...