DHARMA
..
Om Swastyastu, Om Awignam Astu Namasidham, Om Anobadrah Kratavo Yantu Wisvatah (ya Tuhan semoga pikiran yang baik datang dari segala arah), Pendengar sedharma yang berbahagia, puja dan puji syukur kita haturkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa (TYME), karena kita dapat berjumpa dalam acara Santapan Rohani Agama Hindu yang disiarkan melalui RRI Nabire. Adapun Tema kita pagi ini adalah tentang DHARMA.
Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia,
Sering kita katakan kita harus berperilaku dan berbuat sesuai dharma, mengarungi kehidupan juga harus sesuai dharma, berperilaku di lingkungan masyarakat harus sesuai dharma, berperilaku di sekolah, tempat kerja dan dimana-mana harus berbuat sesuai dharma, tetapi perlu kita ketahui bersama, dharma tidak hanya untuk berperilaku, tetapi juga untuk berpikir, berbicara dan perasaan pun memiliki kemampuan untuk mengamalkan atau mengajarkan dharma, sehingga kita dapat memahami dharma dengan seutuhnya.
Pendengar Umat Sedharma yang Saya Cintai,
Tentang Dharma mungkin Bapak/Ibu pendengar umat sedharma sudah mengetahui apa itu dharma, dan mengapa kita harus merbuat sesuai dharma dan lain sebagainnya, serta sering pula kita ucapkan sedikit-sedikit harus sesuai dharma. Bahwasanya Dharma yang sesungunnya adalah segala yang mendukung manusia untuk mendapatkan kerahayuan. Dengan demikian, dharma mengandung kebajikan, kebenaran, dan hukum. Kita sebagai umat Hindu, tentu mengetahui, bahwasanya kita sebagai uamat Hindu berlandaskan dharma, karena itulah sering pula agama Hindu disebut sebagai sanantana dharma, yang artinya ialah ajaran yang abadi. Karena landasannya dharma, maka agama Hindu menuntun orang untuk mendapatkan kerahayuan dalam hidup ini.
Dengan demikian pula dharma menuntun atau mengarahkan manusia atau mengajarkan pelepasan dari ikatan duka yang selalu merupakan ciri dari hidup ini. Tidak dapat kita pungkiri, bahwasanya dijaman kali yuga ini, hampir semua umat manusia akan lupa dengan dirinya sendiri, serta sudah mulai mengkesampingkan ajaran agama, serta etika dan susila yang sudah mulai pudar dari diri kita, dan banyak lagi perilaku manusia yang menyimpang dari yang sebenarnya, sehingga sulit kita berfikir untuk dapat hidup dengan tenang dan tentram, karena saling bersikutan antara manusia satu dengan manusia lainnya, bahkan yang lebih parah lagi apabila kita hidup di suatu kelompok yang memikirkan dirinya sendiri atau dalam arti bahasa gaulnya itu egois, dengan demikian, sehingga keselarasan dan saling menghormati itu sudah tidak ada lagi, seperti kita di dalam dunia kerja atau contoh mudahnya dalam satu kantor, kadang kerabat kerja kita iri saat melihat kita sukses atau mendapat posisi yang lebih tinggi (jabatan) dari situlah sehingga terbangun perasaan yang tidak harmonis, sehingga itulah yang muncul apabila kita tidak sadar akan siapasih sebenarnya kita ini, dan mengapasih kita hidup di dunia ini bersama orang-orang lain?, serta kenapa ada orang yang kaya, miskin, rambut kriting, rambut lurus, kulit hitam, kulit putih, serta lain sebagainya?. Itulah serentetan pertanyaan yang sering menghinggapi pikiran kita di saat perbedaan itu muncul. Kondisi itu tercipta bukan semata-mata Tuhan menciptakan hal itu agar kita terus-menerus berkonflik, tetapi yang sebenarnya adalah kita saling melengkapi dan saling mengisi serta saling menghormati, maka ajaran atua perilaku yang saling menghormati itu adalah ajaran dari pada dharma itu sendiri. Jadi jelas bahwasanya dharma merupakan tuntunan untuk kita dapat menghormati serta mengasihi satu sama lain tanpa memandang suku, adat, ras dan golongan atau ciri fisik lainnya.
Pendengar Umat Sedharma yang Berbahagia
Kita sebagai manusia sangat jauh dari sebuah kesempurnaan. Dan bahkan manusia yang di lahirkan di bumi ini atas dasar kehendak Tuhan YME memang tidak dibuat untuk sempurna pertanyaannya kenapa?, karena apa bila manusia di bumi ini sempurna, maka manusia satu dengan manusia lainnya tidak saling memerlukan serta tidak saling membutuhkan untuk melangsungkan kehidupannya, Maka disini pertanyaanya bagaimana seandainya manusia itu serba bisa? Maka tidak perlu lagi sistem sosial, tidak perlu lagi ada orang berjualan di pasar, tidak perlu lagi ada tukang ojek atau supir taksi dan lain sebagainnya. Dengan demikiana apa tidak kacau sistem yang ada saat ini?. Oleh karena itu, maka saling memerlukan serta saling melengkapi itu harus ada dan mutlak adanya. Untuk menerapkan sistem, dengan demikian supaya satu sama lain tidak saling merugikan dan tidak ada saling curiga, maka ajaran dharma itulah yang penting kita amalkan serta menjadi landasan dan pedoman, sehingga satu-sama lain tidak ada perselisihan melainkan saling menghormati dan toleransi akan terbangun dengan sendirinya.
Pendengar Umat Sedharma dimanapun berada
Mengurip artikel seorang pendharma wacana terkemuka di bali mengatakan manusia itu ibarat seekor burung yang memiliki satu sayap. Jadi seandainya dia mau terbang maka membutuhkan seekor burung lagi agar mereka saling bergandengan untuk bisa terbang. Filosofis burung tersebut sangat errata kaitannya dengan manusia yangtidak pernah sempurnya seutuhnya, karena manusia ada lebih di sisni ada juga kurnag di sana. Maka dengan demikian kita sebagai manusia tidak boleh sombong serta egois dan mengangap diri kita mampu berbuat sesuatu dengan sendiri atau seorang diri, itu mustahil adanya.
Pendengar Umat Sedharma yang berbahagia
Kesombongan atau keyakinan berlebihan yang menganggap kita bisa sukses sendiri tanpa bantuan orang lain, hanya akan membuat kita bernasib sama dengan burung yang bersayap sebelah, namun memaksa diri untuk terbang. Sepintar dan sehebat apapun kita, tetap kita hanya akan memiliki sebelah sayap. Mau belajar, berjuang, berdoa, bermeditasi atau sebesar dan sehebat apapun usaha kita, semuanya akan diakhiri dengan jumlah sayap yang hanya sebelah. Oleh karena alasan inilah, kita mencoba untuk memulai kehidupan setiap hari dengan pelukan. Entah itu memeluk anak, memeluk istri, memeluk kehidupan, memeluk alam semesta, memeluk Tuhan atau di kantor memulai kerja dengan memeluk orang lain.
Demikian jelas bahwasanya kita hidup di dunia ini tidak bisa sendiri, sehingga kenapa manusia mendapat julukan makluk sosial dan tidak bisa hidup sendiri, dari hal tersebut untuk kita tetap harmonis dalam menjalani hidup-hidup ini, maka penting semua itu kita landasi dengan sebuah bingkai kasih saying yaitu dharma. Maka niscaya adakan kita akan bahagia dan harmonis apabila kita selalu berpedoman dan berlandaskan dharma dalam mengarungi hidup ini
Pendengar Umat Sedharma yang Saya cintai
Demikian yang dapat saya sampaikan, kiranya bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Sang hyang Widhi senantiasa melindungi dan menganugrahkan kesehatan bagi umatnya.
Lokasamasta sukhino bhawantu.
Semoga seluruh isi alam berbahagia
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM .
..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar